Jejak Sang Pahlawan Aceh di Bumi Sumedang

Dua event seni dan budaya terbesar tahun 2014 ini secara berturutan digelar. Pertama adalah Festival Cut Nyak Dhien (FCND) dan dilanjutkan Sumedang Internasional Gamelan Festival (Sigfest). FCND digelar mulai tanggal 30 sampai 31 Oktober di halaman Gedung Negara Pemkab Sumedang di Jln. Prabu Geusan Ulun, Sumedang Jawa Barat. Dilanjutkan, dengan penyelenggaraan Sigfest mulai tanggal 1 sampai 2 November, di tempat yang sama.

Festival Cut Nyak Dhien merupakan wujud kemitraan antara Pemkab Sumedang dengan Pemerintah Aceh yang memiliki ikatan sejarah yang kuat.

“Mewakili rakyat dan Pemerintah Aceh, kami tentu sangat bangga dan bersyukur atas terlaksananya festival ini,”ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, kepada sejumlah wartawan di arena Festival, di alun-alun Sumedang, Jawa Barat.

Pagelaran seni budaya Aceh Sumedang yang buka dengan pemukulan gong ini, jelas Reza, diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pameran potensi budaya, helaran seni budaya dua daerah, ziarah ke makam Cut Nyak Dhien dan penayangan film dokumenter Cut Nyak Dhien. Puncak acara, akan dimeriahkan pula dengan pertunjukan apresiasi seni Sumedang dan Aceh, seperti tari Jaipongan dan dan tari Saman.

“Tentu, Festival ini diselenggarakan untuk mengenang dan menghormati jasa dan perjuangan pahlawan nasional Cut Nyak Dhien. Ada sekitar 100-an peserta dari Aceh, termasuk komunitas Aceh yang ada di Jawa Barat,” jelas Reza Fahlevi.

Sedangkan SIGFEST digelar bertujuan untuk lebih memperkenalkan kekayaan khasanah kesenian asli Sumedang kepada masyarakat dunia. Diikuti sejumlah negara, seperti Jepang, Amerika Latin, Eropa dan Timur Tengah. Kedua event ini, merupakan bentuk apresiasi Pemerintah terhadap para seniman dan budayawan, juga dalam rangka menyambut ‘tahun kunjungan wisata Sumedang 2015’.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads