Sebanyak 750 pemancing telah melakukan pendaftaran dalam ajang lomba Kutaraja Fishing Tournament. Kegiatan lomba memancing yang digagas Komunitas TRB ini akan dilaksanakan pada 27 Oktober 2024 di Tanggul Laut Kilometer Nol Kota Banda Aceh.
Ketua TRB, Amru, tidak menyangka antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk lomba ini. Awalnya panitia hanya menyediakan 500 tiket. Dalam tempo tujuh hari ludes semuanya. Karena peminatnya ramai ditambahkan menjadi 750 peserta.
“Hanya dalam tempo 20 hari, 750 tiket peserta memancing telah habis diborong peserta seminggu sebelum pendaftaran ditutup. Ini luar biasa saya rasa antusias pemancing di Aceh,” ungkap Amru di Banda Aceh, Kamis (24/10/2024).
Menurutnya, tingginya minat para pemancing untuk ikut lomba ini dikarenakan sudah lama di Kota Banda Aceh tidak dibuat turnamen seperti itu, sehingga begitu diadakan, masyarakat langsung mendaftar. Namun begitu, masih banyak peserta yang belum mendaftar meminta agar jumlah peserta ditambahkan.
“Karena ini yang pertama, kita belum berani mengambil risiko untuk menambah jumlah peserta, mengingat lokasi dan kenyamanan peserta nanti saat mengikuti lomba, jadi untuk sementara, 750 orang saja,” tambah Amru.
Sementara itu, Ketua Panitia, Riko Setyawan menginformasikan kepada peserta yang telah mendaftar untuk melakukan registrasi ulang sekalian mengambil baju kaos di Anjungan Kilometer Nol Banda Aceh pada 26 Oktober 2024, mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB.
Ia menambagkan, lomba ini menyediakan hadiah Rp30 juta lebih. Lomba ini juga didukung sejumlah toko pancing dan komunitas pemancing di Banda Aceh dan Aceh Besar. Untuk biaya pendaftaran sebelumnya sebesar Rp80ribu. Setiap peserta akan mendapatkan baju kaos, makan siang, dan kupon doorprize dengan hadiah utama tiga unit sepeda listrik dan puluhan hadiah menarik lainnya.
“Lomba memancing ini kita bagi dua kelas, yaitu kelas umpan organik atau tradisional dan kelas umpan mainan atau sport fishing. Untuk informasi lebih lanjut terkait syarat dan ketentuan sudah disediakan di tempat pendaftaran,” jelasnya.
TRB Fishing Aceh sendiri lahir bukan untuk menjadi pesaing dari komunitas mancing yang sudah ada, melainkan untuk memberi warna lain sebagai tempat bernaungnya para angler di Banda Aceh dan Aceh secara umum. Komunitas yang baru berusia seumur jagung ini memiliki mimpi besar agar aktivitas mancing pinggiran laut di Aceh tetap bergairah.
TRB Fishing sendiri tidak memiliki kepanjangan khusus, melainkan diambil dari nama-nama ikan dalam bahasa Aceh seperti, huruf T, awalan dari nama ikan Tengar, tenggiri, tarpon, tandok, dan lainnya. Huruf R, mulai dari Reumong hingga rambeu. Sementara huruf B, mulai dari bileh, Barramundi, Barakuda, hingga belanak dan Buntal.
“Meskipun kegiatan ini di gelar oleh TRB Fishing Aceh, tetapi kita mengusung visi yang sama yaitu bersama-sama menyemarakkan dan menghidupkan gairah mancing pinggiran laut dengan Tema Menjalin kebersamaan untuk menjaga kelestarian laut,” tututpnya.[]