Semangat masyarakat Aceh dalam berqurban terus meningkat setiap tahunnya, akan tetapi pada kenyataannya semangat itu hanya terjadi didaerah perkotaan saja, sedangkan digampoeng-gampoeng jumlah pengqurban masih minim bahkan ada gampoeng di provinsi Aceh yang tidak ada pengqurbannya sama sekali.
Untuk menghidari terjadinya penumpukan qurban di perkotaan, Rumah Zakat cabang Aceh mencoba menawarkan solusi melalui program super qurban dimana daging qurban akan dikornetkan, lalu dibagikan hingga kedaerah pelosok dan daerah yang sedang mengalami bencana sepanjang tahun.
Kepala cabang Rumah Zakat Aceh Riadhi menyebutkan hingga Rabu (08/10) pihaknya sudah menerima hewan qurban berupa setoran dana dari masyarakat berupa 3 ekor sapi dan 20 ekor kambing. Sedangkan proses pemotongan hewan qurban dilakukan di Jawa Timur, setelah dikornetkan baru kemudian dikirimkan ke Aceh.
“Untuk prosesnya kita terpusat, kita sudah bermitra dengan peternak di Probolinggo Jawa Timur, disana sudah menyediakan stok 1.300 ekor sapi dan 13 ribu ekor kambing untuk seluruh Indonesia. Dan setelah pendaftaran kita tutup nanti akan terlihat berapa total perdaerah, dan penyembelihan tetap hari tasyrik”ujarnya.
Riadhi menyebutkan untuk besaran dana yang harus disetorkan masyarakat pengqurban masing-masing untuk qurban kambing satu ekor Rp. 1, 9 juta per orang , sementara untuk sapi harga perekornya Rp. 12,8 juta, sedangkan jika disetor secara retail maka untuk satu sapi satu orang menyetor Rp 2 juta untuk tujuh orang pengqurban.
Ia menyebutkan untuk satu ekor kambing akan menghasilkan 30 kaleng kornet, sedangkan untuk satu ekor sapi menghasilkan 350 kaleng kornet. Kornet tersebut kemudian akan dikirim ke provinsi Aceh sesuai dengan jumlah hewan qurban yang diserahkan.