Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Senin (22/9) pagi tadi, membuka event Perkemahan Wirakarya Daerah (PWD) yang seremonialnya di gelar di lapangan upacara alun-alun Pemkab Aceh Tamiang,
Sebelum dibuka secara resmi yang ditandai dengan pemukulan bedug, juga dilakukan upacara adat tanah rencong. Prosesi upacara berlangsung tertib dan meriah, diiringi pula dengan pelepasan balon ke udara dan nyanyian lagu gema pramuka, yang disertai dengan dentuman drumband.
Rangkaian kegiatan yang akan berlangsung hingga 28 September mendatang ini, nantinya akan dipusatkan di lapangan upacara bumi perkemahan pramuka Aras Sembilan, Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Diikuti 1015 peserta yang terdiri dari Pramuka Satuan Karya dan Kwarcab se-Aceh.
Perkemahan Wirakarya merupakan wahana pembinaan bagi pramuka penegak dan pramuka pendega dalam mengaktualisasikan dan mengimplementasikan potensi individu maupun kelompok.
“Pak Wagub, kehadiran ribuan peserta dari seluruh pelosok Aceh untuk berkumpul disini adalah bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan kemandirian gerakan pramuka dan juga sebagai bakti nyata kami untuk masyarakat,” ujar Ketua Panitia Pelaksana, Rida Yunanda
Dijelaskannya, sasaran dari pertemuan bertajuk ‘berbakti & berkarya membangun Aceh yang maju & bermartabat” ini, antara lain berupa kegiatan bakti fisik di subcamp Kecamatan Seruway, yang terdiri dari perbaikan balai pengajian, pembuatan bak sampah, rehabilitasi drainase permukiman kumuh dan penanaman mangrove. Lalu di subcamp Tamiang Hulu juga ada kegiatan perbaikan balai pengajian, pembuatan bak sampah dan rehab drainase pemukiman kumuh.
“Sementara untuk kegiatan non fisik, kami akan berbagi pengalaman tentang tata kelola dan pelestarian tuntung laut. Kami juga menggelar kegiatan pengetahuan dan keterampilan di antaranya pembibitan jamur tiram, pembuatan pupuk kompos dan inovasi pakan ternak. Perkemahan Wirakarya Aceh tahun 2014 ini juga di rangkai dengan pameran budaya dan pasar rakyat,” ungkapnya.
Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang bertindak selaku Pembina upacara, mengaku, perkembangan pramuka di Aceh sangatlah pesat meski revitalisasi dunia kepramukaan baru dimulai lima tahun lalu.
Dikatakan Wagub, sejumlah pramuka Aceh telah berhasil mengharumkan nama bangsa di forum-forum internasional. Misalnya, sebut Muzakir Manaf, pada Jambore Asia Pasifik di Mount Makiling, Los Banos, Filipina tahun 2009, kontingen Aceh meraih dua dari lima prestasi yang dilombakan yaitu festival pakaian adat dan tarian tradisional.
Kemudian, pada jambore Asia Pasific ke-27 di Suncheon, Korea, pada Agustus 2010 lalu, kontigen Pramuka Aceh juga meraih tiga penghargaan bergengsi. “Akhir Juni tahun lalu, utusan Pramuka Aceh juga diundang menghadiri kegiatan pramuka internasional di Amerika Serikat dan ke sejumlah negara ASEAN,” kata Wakil Gubernur, yang juga pernah melepas keberangkatan Pramuda Aceh mengikuti Jambore Nasional IX yang dilaksanakan di Teluk Gelam, Oki, Sumatera Selatan, 2013.
“Kita juga pernah mengirim Pramuka Aceh mengikuti Jambore Pramuka Internasional di Swedia. Jadi, semua prestasi itu tidak lepas dari semangat revitalisasi pramuka di Aceh yang memadukan sistem nasional dan kearifan lokal,” pungkas Mualem, sapaan akrab Muzakir Manaf, dalam sambutannya.