Forum Indonesia, Malaysia, dan Thailand Growth Triangle (IMT-GT) di Kota Banda Aceh menghasilkan empat kesepakatan penting yang akan segera ditindaklanjuti.
Menteri Kordinator Perekonomian Chairul Tanjung di Banda Aceh, Minggu, menjelaskan pertemuan IMT-GT itu menghasilkan empat kesepakatan penting yang akan direalisasikan pada 2015.
Proyek-proyek yang sudah disepakati tersebut, katanya, akan memberikan kontribusi besar bagi kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.
Sebanyak empat proyek tersebut, yakni inisiasi kota hijau, zona perbatasan ekonomi khusus antara sesama anggota IMT-GT, pengoperasian kapal RoRo dari Melaka ke Dumai, dan pembangunan interkoneksi sistem kelistrikan dari Melaka ke Pekanbaru.
IMT-GT yang bermula sejak 1991 dan diresmikan pada pertemuan di Langkawi pada Juli 1993 itu, dengan tujuan mengusahakan kompleksitas sumber daya yang dimiliki ketiga negara anggota.
Ia mengatakan selama ini peran IMT-GT dalam mendorong ekonomi kawasan sudah baik, namun praktiknya belum masif, sehingga perlu didorong agar forum tersebut agar dapat bergerak lebih cepat.
Ia mengatakan dunia usaha harus berperan lebih optimal, sedangkan tugas pemerintah memberikan dukungan terkait dengan kebutuhan regulasi ataupun apa yang diharapkan oleh pihak swasta agar dapat lebih meningkatkan kerja sama IMT-GT
Pada kesempatan itu, ia juga mengajak investor dari Thailand dan Malaysia untuk terus meningkatkan investasi di Aceh.
Sebab, katanya, saat ini kondisi provinsi ujung paling barat Indonesia itu sudah ramah terhadap investasi asing.
“Aceh sangat terbuka bagi investasi, dan potensi pengembangan usaha di provinsi ini sangat baik,” katanya.
Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang memberikan andil besar bagi suksesnya kegiatan berskala internasional itu.
“Pertemuan IMT-GT di daerah ini merupakan bukti dan komitmen Pemerintah Aceh untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di provinsi ini,” kata Chairul Tanjung.(antaraaceh)