Sebagian orangtua zaman dahulu percaya bahwa memberikan 1β2 sendok teh kopi dapat membantu mencegah anak kejang ketika demam.
Hal tersebut kemudian menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Di zaman modern ini pun masih banyak orangtua yang memberikan kopi untuk obat kejang pada anak mereka.
Lantas, bagaimana medis memandang kebiasaan tersebut? Apakah benar kopi dapat dijadikan sebagai βobatβ anakΒ kejang demam? Atau, penggunaannya justru berpotensi mengancam keselamatan si kecil? Yuk, cari tahu!
Amankah Mencegah Kejang Bayi dengan Kopi?
Kejang demam atau step adalah kondisi yang biasanya terjadi ketika suhu tubuh anak melebihi 38 derajat Celsius. Keadaan ini biasanya terjadi pada anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun.
Kejang bisa terjadi dalam beberapa bentuk, seperti seluruh tubuh kaku dan tidak dapat dilemaskan, atau justru menggelepar-gelepar.
Bola mata biasanya akan melihat ke arah atas dan anak kehilangan kesadarannya. Bisa anak mengalami ngompol atau mulut mengeluarkan busa yang berasal dari air liur.
Lalu, apakah kondisi tersebut bisa diobati dengan memberikan anak kopi? Sebenarnya, memberikan kopi untuk mencegah step pada bayi bukanlah ide yang baik.
Pada kondisi normal, tubuh memiliki refleks untuk menutup jalan napas ketika menelan makanan atau minuman. Hal ini bertujuan agar makanan atau minuman tidak masuk ke saluran pernapasan.
Lain halnya ketika terjadi kejang. Pada kondisi ini, tubuh kehilangan refleks sehingga makanan sangat mungkin masuk ke saluran pernapasan. Hal ini bisa menyebabkan tersedak, sekalipun yang masuk adalah cairan.
Faktanya, makanan atau minuman yang masuk ke saluran napas dapat menyebabkan berbagai hal, mulai dari batuk ringan, hingga radang paru. Hal tersebut bahkan dapat menyebabkan henti jantung, yang bisa berujung kematian.
Hal buruk tersebut diperparah, karena anak juga diberi asupan kopi. Seperti diketahui, kopi adalah minuman yang mengandung kafein. Zat ini adalah stimulan yang mampu memicu munculnya efek berikut ini:
- Gemetar dan gugup
- Nyeri perut atau rasa begah
- Nyeri kepala
- Sulit berkonsentrasi
- Sulit tidur
- Denyut jantung meningkat
- Tekanan darah meningkat
Pada bayi dan anak kecil, dosis kafein yang sedikit pun sudah dapat menimbulkan efek tersebut. Parahnya, efek ini dapat bertahan lebih lama dibandingkan pada orang dewasa.
Oleh karena itu, memberikan kopi pada anak tidaklah direkomendasikan, apalagi saat sedang sakit.
Intinya, memberikan kopi kepada anak yang kejang adalah tindakan berbahaya dan mesti dihindari. Lagi pula, belum ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan terkait manfaat kopi untuk anak kejang.
Bukannya mengobati, kopi malah bisa merangsang kejang pada orang yang rentan. Minuman berkafein tersebut juga berpotensi mengurangi efektivitas obat antikejang,Β lho!Β
Bukan dengan Kopi, Ini Cara Cegah Kejang yang Benar!
Kejang demam adalah hal yang dapat dikategorikan sebagai kondisi ringan. Selain itu, penyebab yang mendasari kejang demam juga belum sepenuhnya dipahami.
Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan untuk kejang umumnya tidak diperlukan. Terkecuali, pada kasus berat dan di bawah pengawasan dokter secara langsung.
Namun, guna menurunkan risiko perburukan kondisi akibat kejang demam, beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan Obat Penurun Panas
Sebenarnya, belum terbukti bahwa memberikan obat penurun panas dapat mencegah kejang demam. Namun, para ahli tetap menganjurkan pemberian obat penurun panas ketika anak demam.
Pastikan orangtua memberikan obat penurun panas sesuai dosis yang dibutuhkan anak agar hasilnya efektif.
Obat penurun panas membutuhkan waktu untuk bekerja, sehingga tidak bisa langsung menurunkan demam anak.
Selain itu, selama penyakit yang mendasari masih ada, demam mungkin akan naik kembali. Karenanya, orangtua mungkin perlu mengulang pemberiannya setiap 4β6 jam sekali.
2. Memberikan Terapi Penunjang untuk Membantu Menurunkan Demam
Selain memberikan obat penurun panas, orangtua juga bisa memberikan terapi tambahan untuk membantu meredakan demam. Beberapa terapi tersebut, misalnya:
- Memberikan cairan yang cukup
- Memakaikan baju yang longgar dan tipis
- Mengompres dahi, leher, dan ketiak dengan air suam-suam kuku
- Melakukan skin to skin contact
- Menjaga suhu ruangan nyaman alias tidak terlalu panas atau dingin
3. Memberikan Terapi atas Penyakit yang Menyebabkan Demam
Demam dapat terjadi karena infeksi virus ataupun bakteri. Untuk memastikannya, Anda perlu berobat ke dokter.
Apabila demam terjadi akibat infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik yang wajib dikonsumsi sesuai anjuran. Obat ini hanya efektif untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri, ya!
Karenanya, apabila demam terjadi akibat infeksi virus, obatnya bukanlah antibiotik. Untuk kasus demam akibat virus, orangtua perlu memastikan bahwa anak cukup beristirahat, cukup minum, serta cukup mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
4. Perhatikan ini Jika Anak Kejang Kembali
Apabila kejang demam anak kembali βkambuhβ, berikut ini hal-hal yang mesti orangtua perhatikan:
- Usahakan tetap tenang dan tidak panik
- Kendurkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher.
- Jika anak tidak sadar, posisikan ia terlentang dengan kepala miring ke samping agar bila muntah tidak tersedak.Β
- Jangan berusaha menghentikanΒ kejangΒ dengan menahan tubuh anak
- Bersihkan muntahan atau lendir bila ada di mulut atau hidung
- Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak, baik cairan, makanan, sendok, jari, atau lainnya. Risiko lidah tergigit memang ada, tapi mencoba memasukkan sesuatu ke mulut berisiko lebih buruk
- Observasi bentuk kejangnya dan perhatikan berapa lama
- Tetap bersama anak selama kejang
- Bila sudah pernah dilatih oleh dokter, orangtua dapat memberikan obat diazepam melalui anus
- Segera bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung lebih dari 5 menitΒ
Memberikan kopi untuk anak kejang hanyalah mitos menyesatkan. Bukannya menyembuhkan, tindakan tersebut malah membuat anak dalam bahaya.
Awas, jangan sampai Anda terjebak dengan mitos menyesatkan lainnya. Apabila Anda membutuhkan kepastian terkait kabar kesehatan yang ditemukan di lingkungan sekitar, segera konsultasikan kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
Sumber: KlikDokter.com