Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan Aceh memiliki syarat komplit untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan daerah.
Hal itu ia sampaikan pada kunjungan kerjanya di Gampong Blang Miro, Kecamatan Simpang Tiga, dalam rangka mengikuti kegiatan Gerakan Panen Padi bersama Menteri Pertanian RI, Jumat (4/3/2022).
Turut mendampingi Mentan, Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktur Pupuk dan Pestisida, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Hortikultura, Kepala Badan Pertahanan Pangan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Sementara mendampingi Gubernur Aceh, Wakil Bupati Aceh Besar, Kepala Dinas Pertanian Aceh, Kepala Dinas Peternakan Aceh, Kepala Dinas Pangan Aceh, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, dan Unsur Forkopimda Aceh.
Mentan menyebutkan, ada 5 kelebihan yang dimiliki Aceh sehingga mampu mendukung ketersediaan kebutuhan pertanian dan perkebunan daerah khususnya terkait pangan, yakni; Pertama, Aceh dikaruniai wilayah pertanian yang luas, indah, dan subur.
“Tidak Banyak ada tempat dan wilayah yang seperti ini, air, pegunungan, bukit, lahan sawah luas dan indah bahkan matahari. Keindahan ini adalah karunia Allah. Jadi Jangan salah memperlakukan pertiwi ini,” ujarnya.
Kemudian, kedua, mayoritas masyarakat Aceh banyak menggeluti profesi pertanian. Apalagi, pribumi tanah rencong ini juga dikenal dengan semangat pantang mundur dan kerja keras.
Ketiga, Aceh juga didukung dengan pemerintah yang sangat peduli terhadap pengoptimalan pembangunan dan pengembangan sektor pertanian. Keempat, untuk mendukung itu diperlukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk memberikan sumbangan nyata demi mendukung perkembangan pertanian, yaitu melalui intervensi keilmuan pertanian yang mumpuni, dengan begitu teknik budidaya tanaman akan menghasilkan produk yang berkualitas.
“Jangan ragu untuk mendatangkan orang pintar untuk memperbaik ilmu pertanian kita akan produktivitas meningkat,” ujarnya.
Lebih lanjut, yang kelima, kata Syahrul, hal tidak kalah penting adalah perdamaian agar semua potensi tersebut bisa berjalan dengan maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
“Saling menghargai jangan suka bertengkar dan banyak protesnya dari pada bekerja,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengatakan pandemi Covid- 19 juga telah memberikan dampak problematik sistemik terhadap sektor ekonomi. Namun, tidak demikian pada sektor pertanian Aceh, yang telah memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kondisi tersebut, kata Nova, tetap memerlukan antisipasi agar jaminan produksi, distribusi, dan akses pangan masyarakat tetap berjalan dengan baik sehingga penyediaan bahan pangan bagi 5,3 Juta jiwa Penduduk Aceh terpenuhi.
“Alhamdulillah, kuartal ke 4 tahun 2021 pertumbuhan ekonomi di Aceh meningkat sebanyak 7.4 persen. Sesudah saya cek 80 persen pertumbuhan tertinggi adalah dari sektor pertanian,” kata Nova.
Oleh karena itu, kata Nova, sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Pemerintah Aceh akan fokus dan intensifikasi pada pengembangan sektor pertanian, termasuk dengan konsep integrated farming system atau sistem pertanian terpadu.
Kemudian, lanjut Nova, ekspor produk pertanian Aceh, juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan, dimana Nilai Tukar Petani (NTP) terus membaik, bahkan pada penutupan tahun, bulan Desember 2021 mencapai 104,1.
Ia menuturkan, pencapaian tersebut, merupakan hasil bersinergi semua pihak, stakeholder baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan saling menjalankan program dan kegiatan yang telah direncanakan.
Di kesempatan yang sama, Menteri Pertanian RI, menyerahkan bantuan Program Kementerian Pertanian tahun anggaran 2022, kepada Gubernur Aceh, senilai 82.6 Milyar rupiah. Dana itu diperuntukkan untuk pengembangan sektor pertanian di Bumi Serambi Mekkah.