Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut telemedisin mempunyai peran penting untuk meningkatkan layanan dan akses kesehatan masyarakat pada masa pandemi.
Hal itu ia disampaikan saat memberikan sambutan sekaligus pembicara kunci di acara
Indonesia Digital Conference (IDC) 2021 dengan tema ‘Percepatan Digitalisasi di Sektor
Kesehatan’, yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) secara virtual.
“Pandemi memberi pelajaran bahwa digital punya peran penting. Tren telemedisin atau
konsultasi medis secara daring menjadi salah satu wujud perubahan layanan kesehatan di
masa pandemi, tanpa harus keluar rumah. Tetap di rumah adalah keharusan,” kata Menkes
Budi Gunadi Sadikin, Kamis 25 November 2021.
Menurut Menkes, pandemi menyadarkan banyak pihak bahwa kesehatan merupakan
prioritas utama. Maka itu, akses kesehatan yang menyesuaikan dengan kondisi pandemi
perlu segera dilakukan. Apalagi, kata Menkes, teknologi kesehatan menjadi salah satu pilar
dalam transformasi digital yang merujuk pada 5 sasaran Jaminan Kesehatan Nasional.
“Transformasi kesehatan untuk percepat adaptasi digital dan meningkatkan data,” ujar
mantan Wakil Menteri BUMN ini.
Ia menambahkan terkait teknologi kesehatan, saat ini Kementerian Kesehatan tengah
menyusun tiga proyek integrasi yakni: Sistem Data, Aplikasi Pelayanan dan Pengembangan
Ekosistem.
“Digitalisasi sudah dilakukan untuk Covid-19, diharapkan sistem kesehatan bisa
terintegrasi. Saya harapkan output yang luar biasa dari diskusi ini,” kata Menkes
menerangkan.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. M. Adib Khumaidi, Sp.OT melihat,
tidak semua rumah sakit siap menghadapi layanan telemedisin. Artinya, tidak semua fasilitas kesehatan bisa menyiapkan fasilitas pendukung telemedisin, yang menitikberatkan pada komunikasi.
Hal lain yang disoroti IDI yakni soal perlindungan hukum dalam telemedisin. Misal dalam hal pemberian resep untuk pasien telemedisin. Menurut dokter Adib, bila pasien sedang mendapat layanan di fasilitas kesehatan, pemberian resep itu merupakan hal yang biasa,
karena fasilitas kesehatan menyimpan catatan rekam medik pasien. Pada layanan telemedisin ada banyak isu yang perlu diselesaikan.
“Kalau ada pasien baru dan tidak tahu ada rekam mediknya, maka itu berpotensi masalah hukum. Ini yang perlu dilindungi. Kita
harus selesaikan kajian regulasinya terkait rekam medik elektronik apakah bisa?” kata Adib.
Bagi Sekretaris Jenderal Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Dr.dr Lia Gardenia
Partakusuma, SpPK(K), MM, MARS, FAMM, sektor kesehatan digital menjadi salah satu cara
yang paling tepat. Saat ini, menurut Lia, perubahan digital sudah masuk gelombang ketiga.
“Survei 60 persen dari rumah sakit telah menggunakan digital wave pertama ataupun
sampai digital wave ketiga. Mereka sudah memanfaatkan beberapa perangkat (devices).
Artinya percepatan digital di kesehatan termasuk lumayan. Cuma kekurangannya bahwa mereka mulai dengan coba-coba,” ujar Lia.
Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Health Tech Indonesia dr. Gregorius Bimantoro.
Menurut pria yang akrab disapa Bima ini, teknologi robotic sudah mulai diterapkan untuk
pasien-pasien Covid-19. “Dulu mikirnya masih jauh memakai fasilitas robotic ini. Ini sesuatu
yang mendasar,” kata Bima.
Puncak IDC AMSI 2021 yang berlangsung sejak kemarin ini dibuka Menko Perekonomian
Airlangga Hartarto. Selain Menteri Kesehatan Budi Gunadi, pejabat yang hadir dalam IDC
AMSI 2021 yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Wakil Menteri
Perdagangan Jerry Sambuaga.
Puncak IDC AMSI 2021 yang berlangsung dua hari ini terselenggara berkat dukungan dari
Google, Astra, PT. BNI (Persero) Tbk., Bank Raya, PT. PLN (Persero), PT. Pertamina (Persero),
bank bjb, PT. Bank Central Asia Tbk., PT. Bank Pembangunan Daerah Bali, Bank Jatim,
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Bali Mall, Kedai Tiga Nyonya Palembang, Bankaltimtara,
MS Glow.