Seorang ulama karismatik di Provinsi Aceh positif terpapar COVID-19 beberapa waktu lalu, kini kondisinya terus membaik dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Kota Banda Aceh.
“Alhamdulillah kondisinya sudah membaik, sudah bisa duduk, bisa berkomunikasi dengan keluarga melalui WA (whatsapp, red),” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Zainoel Abidin Kota Banda Aceh, dr Endang Mutiawati di Banda Aceh, Senin.
Ulama Aceh tersebut berinisial HB, 71 tahun, yakni salah satu pimpinan pesantren di kawasan Samalanga, Kabupaten Bireuen. Pasien ini dirujuk dari Bireuen ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, Selasa (21/7) malam.
Menurut Endang, ketika masuk ke rumah sakit, ulama mengalami keluhan sesak nafas dan batuk. Kemudian hasil foto thorax pasien juga terlihat sedikit corak yang disebabkan karena peradangan.
Sehingga pasien positif COVID-19 ke 150 di Aceh tersebut harus mendapat perawatan di ruang respiratory intensive care unit (RICU).
“Sekarang sudah bisa duduk, sudah bisa berkomunikasi, sesak sudah hilang, nafsu maka sudah mulai membaik,” katanya.
Kata Endang, pihak rumah sakit juga terus melakukan uji sampel usap (swab) ulangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam standar operasional prosedur (SOP) penanganan pasien COVID-19.
“Hasil usapan ulangan masih positif, nanti diusap lagi. Yang penting kondisinya terus membaik, Insya Allah sembuh,” ujar Endang, menjelaskan.
Menurut dia, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Tanah Rencong juga cukup tinggi. Selama ini pasien yang meninggal dunia karena kondisi sudah parah dengan penyakit penyertanya, dan juga terlambat dibawa ke rumah sakit.
“Selain yang meninggal semuanya sembuh, dari jumlah yang dirawat. Yang meninggal itu karena telat datang, kondisi sudah parah dan tidak terkejar lagi, datang dengan kadar oksigen dalam darah sudah rendah,” ujarnya.
Kini, pasien positif COVID-19 yang masih dirawat di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh sebanyak 21 orang, di antaranya empat orang di ruang RICU, tujuh orang di ruang isolasi Pinere I, empat orang di ruang isolasi BPSDM, dan enam orang di ruang isolasi Pinere II. Antara