Menteri Agama Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi menyampaikan ceramah subuh di Masjid kebanggaan rakyat Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Minggu (17/11) Bakda shalat subuh berjamaah.
Kegiatan itu merupakan agenda Menag yang pertama dalam lawatannya ke Bumi Serambi Mekah.
Dalam kesempatan tersebut, Menag bernostalgia dengan masjid Kebanggaan rakyat Aceh yang sering ia habiskan waktu semasa kecil, ia mengaku punya kenangan masa kanak kanak di masjid yang tetap kokoh meski diterjang tsunami itu.
“Nikmat luar biasa pagi ini, bisa bernostalgia di masjid yang waktu kecil sering Salat Taraweh. Saya ingat suka dikejar-kejar pengurus masjid kalau bercanda,” kenang Menag di Banda Aceh, Minggu (17/11).
Pada kesempatan itu, Menag sekaligus memperkenalkan diri kepada rakyat Aceh, memohon doa dan dukungan, serta mengklarifikasi berbagai tuduhan yang sempat viral di alamatkan kepadanya. Seperti cadar dan celana cingkrang.
Ia jelas jelas menegaskan tidak melarang cadar dan cingkrang, tapi kedua itu bukan ukuran simbol atau ukuran ketaqwaan.
Terlihat jamaah yang hadir fokus menyimak penjelasan Menag, bahkan banyak jamaah seiya dengan penjelasan menag, apalagi berbagai macam ragam berkembang isu tersebut sehingga viral.
Dalam kesempatan singkat itu, kepada masyarakat Aceh, ia memohon doa dan dukungan agar bisa mengemban amanah dengan baik seraya mengutip salah satu ayat Alquran, Menag selalu teringat dengan pesan bahwa amanah harus ditunaikan dengan baik dan hukum ditetapkan dengan adil.
“Anak bandel itu sudah jadi Jenderal bintang empat, jadi Menteri Agama juga. Mohon doa restunya. Satu satunya anak Aceh yang bisa jadi Jenderal bintang empat,” ujarnya.
Menag mengaku bangga menjadi anak Aceh. Dia mengenang sejak kecil dididik disiplin orang tua. Ayahnya bernama Mansur, prajurit TNI berpangkat Letnan Dua dengan 17 anak.
“Saya tiap subuh dibangunkan. Salat lalu ngaji. Kebiasaan ngaji ini saya lanjutkan sampai tua, setiap pulang Subuh,” kenangnya.