Anggota Komisi E Dewan Perwakila Rakyat Aceh (DPRA) Mahyaruddin Yusuf menyatakan aksi siswa SMA 12 Banda Aceh yang melakukan penyerangan terhadap MAN Model Banda Aceh disaat jam belajar mengindikasikan lemahnya pengawasan sekolah terhadap peserta didik.
“Justru yang perlu kita pertanyakan adalah aksi siswa disaat jam belajar, kenapa bisa terjadi, dimana letak pengawasan sekolah terhadap siswa”ujar anggota Komisi E DPR Aceh yang membidangi masalah pendidikan di Aceh itu.
Mahyaruddin menambahkan seharusnya pihak seklah bisa membaca dan mengawasi setiap pergerakan siswanya, apalagi pergerakan dalam jumlah besar terjadi pada saat jam sekolah. “Kalau ini bisa diketahui lebih awal tentu hal itu bisa dihambat oleh sekolah “lanjutnya lagi.
Mahyaruddin meminta pihak dinas pendidikan untuk menjadi penengah dalam menyelesaikan kasus itu sehingga tidak terulang lagi dimasa mendatang, selain itu ia beraharap kepada kedua belah pihak untuk menahan diri, khusus kepada siswa MAN Model ia berharap agar tidak melakukan upaya-upaya balas dendam.
“Dulu hal seperti itu tidak pernah kita dengar di Aceh ini, ini budaya-budaya luar yang tidak perlu kita bawa kesini, karena ini sangat memalukan pendidikan kita”lanjut politisi PKS itu.
Selain itu Mahyar juga mengapresiasi reaksi cepat dari pihak kepolisian polresta Banda Aceh, “karena kalau polisi telat dating keadaan bisa lebih parah, kita apresiasi kesiapan keamanan kita”lanjutnya lagi.
sementara itu terkait dengan penyelenggaraan Liga Pelajar Indonesia (LPI) yang diduga menjadi pemicu aksi, Mahyar meminta agar siswa meningkatkan sportifitasnya, “Sebagai kaum terpelajar berilah contoh sportifitas kepada masyarakat, kita harus siap menang dan kalah, itulah pertandingan”ujarnya.
seperti diberitakan sebelumnya puluhan siswa SMA 12 Banda Aceh menghujani MAN Model Banda Aceh dengan batu, penyerangan diduga dipicu oleh pertandingan sepak bola Liga Pelajar Indonesia (LPI), dalam pertandingan itu SMA 12 Kalah dari MAN Model Banda Aceh. Tidak ada korban dalam insiden itu, namun pihak keamanan sempat menahan 18 siswa dari pelaku penyerangan.