Wakil ketua DPR Aceh Teuku Irwan Djohan menilai kegiatan Pasar Tani yang digelar oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh cukup sukses, hal itu terlihat dengan antusiasnya para petani, pedagang dan pembeli yang hadir ke lokasi setiap kegiatan digelar.
Hal itu disampaikan Irwan Djohan saat melakukan kunjungan ke lokasi Pasar Tani, Rabu (20/03), sekaligus ikut berbelanja dan berdialog langsung dengan para pedagang dan masyarakat selaku konsumen. Turut hadir Anggota DPRK Banda Aceh Teuku Iqbal Djohan.
Irwan menyebutkan kegiatan pasar tani digelar dua kali dalam satu bulan, namun kata Irwan, hasil dialognya dengan para pedagang dan masyarakat diketahui bahwa, mereka meminta agar kegiatan tersebut diperbanyak lagi. Pasalnya harga barang yang dijual di pasar tani umumnya dibawah harga rata-rata pasar.
“Kami melihat mereka sangat antusias, sehingga kita lihat transaksi sangat tinggi sekali. Dan aspirasi dari para petani dan masyarakat agar ini terus dipertahankan dan frekuensi kegiatan diperbanyak. Kalau selama ini dua kali dalam sebulan, mereka minta lebih. Artinya kalau ada permintaan seperti itu, pelaksanaan selama ini cukup sukses,” ujar Irwan.
Irwan mengaku secara lembaga, DPR Aceh siap memberikan dukungan kegiatan-kegiatan yang menyangkut dengan kepentingan masyarakat luas, misalnya terkait dengan sarana, dan juga anggaran untuk penyelenggaraannya.
“Saya kira untuk membuat even ini diminati publik, maka harus ada promosi yang lebih gencar. dan untuk meningkatkan promosi itu perlu dana tambahan. Area nya dibuat senyaman mungkin,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu selain ikut berbelanja, Irwan juga berdialog dengan para petani, pedagang dan masyarakat. Salah satunya dengan pihak UPTD Balai Ternak Non Ruminansia Dinas Peternakan Aceh yang ikut ambil bagian menjual telur di Pasar Tani.
Kepada Irwan, pihak UPTD mengakui bahwa telur tersebut merupakan produksi dari DinasPeternakan di Blang Bintang. Pihaknya menyediakan 750 papan, yang merupakan hasil satu hari di kandang. Saat ini hasil dari peternakan di Blang Bintang sudah mencukupi untuk Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie.
Irwan Djohan berharap agar pihak dinas ikut melibatkan masyarakat untuk mengembakan perternakan telur, sehingga kedepan Aceh tidak lagi bergantung dengan provinsi tetangga.
“Ini dikelola oleh dinas peternakan dan sangat positif, selanjutnya bagaimana mereka membina peternak lokal atau masyarakat umum, karena kalau cita-cita nya Aceh tidak lagi bergantung telur dengan Sumatera Utara, tidak mungkin dengan satu tempat peternakan ayam saja, tapis harus lebih banyak melibatkan pengusaha lokal dan organisasi pengusaha di Aceh,” tambah Irwan.