Orang utan Hope berusia 30 tahun selesai menjalani operasi tulang bahu yang patah.Namun, karena baru menjalani operasi bahu maka operasi pengangkatan 67 peluru di tubuh orang utan Hope tak bisa dilakukan sekarang alias ditunda sementara.
“Alhamdulillah, Hope telah dioperasi dan berjalan lancar. Operasi dilakukan terhadap tulang bahu yang patah,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo kepada wartawan, Senin (18/3/2019).
Proses operasi dilakukan tim dokter hewan YEL-SOCP dan Dokter Andreas, spesialis orthopedi dari Swiss, serta dihadiri kolega dokter dari BBKSDA Sumatera Utara dan OIC. Operasi yang digelar di Sibolangit, Sumatera Utara pada Minggu (18/3) kemarin berjalan selama tiga jam.
Menurut Sapto, rencana operasi pengambilan 67 butir peluru yang masih bersarang di tubuh Hope ditunda. Hal ini diputuskan dengan mempertimbangkan kondisi satwa dilindungi tersebut.
“Konsentrasi operasi yang dilakukan adalah melakukan pemasangan plat pada bahu yang patah dan mengobati dulu luka-luka trauma yang infeksi,” jelas Sapto.
Sapto menjelaskan, kondisi kesehatan Hope secara umum semakin membaik. Berat badannya juga naik 5 kilogram menjadi 45 kilogram.
“Hope sudah mau makan dan minum juga. Saat ini Hope masih mendapatkan perawatan intensif. Menurut Ian Singleton, Direktur SOCP, Hope terlihat kuat dan tangguh,” beber Sapto.
Seperti diketahui, orang utan Hope mengalami penyiksaan sadis. Saat diselamatkan dari sebuah kebun sawit di Subulussalam, Aceh, kondisinya memprihatinkan dengan tubuh penuh luka sayatan dan 74 butir peluru bersarang disekujur tubuh.
Mirisnya lagi, bayi Hope berusia satu bulan mati karena gizi buruk. Sementara Hope kini masih dalam perawatan. Tujuh dari 74 butir peluru ditubuhnya sudah diangkat. detik