Nilai ekspor komoditas kopi baik jenis Arabika maupun Robusta lewat pelabuhan di Aceh selama tahun 2018 mengalami kenaikan mencapai 540 persen menjadi 35.557 dolar AS.
“Total ekspor kopi melalui pelabuhan di provinsi ini selama 2018 mencapai 35.557 dolar AS atau naik sekitar 538,43 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Senin.
Ia membandingkan, secara kumulatif di periode Januari-Desember 2017 total ekspor kopi yang di tanam di sejumlah daerah dataran tinggi wilayah Tengah di Aceh tercatat cuma 6.604 dolar AS.
Salah satu komoditas andalan provinsi paling Barat di Indonesia ini, telah menyumbang 0,03 persen dari nilai total nilai ekspor non minyak dan gas bumi (migas) selama tahun 2018 sebesar 139,02 juta dolar AS.
“Jumlah itu, karena selama Desember 2018 nilai ekspor kopi tercatat 3.126 dolar AS. Dan ekspor kopi tersebut dilakukan melalui Bandara Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar,” ucapnya.
Komoditas yang memiliki rasa pahit dengan memiliki kadar keasaman yang tinggi ini, lanjut dia, lebih dominan diekspor dengan menggunakan pelabuhan di luar Aceh.
Data BPS Aceh dari Januari-Desember 2018 menyebut, ekspor komoditas kopi, teh, dan rempah-rempah melalui pelabuhan di luar provinsi tercatat total senilai 81,67 juta dolar AS.
“Eksportir kopi lebih memilih melakukan ekspor di luar provinsi ini, lebih memilih pelabuhan di luar, seperti Belawan di Sumatera Utara, dan Jakarta akibat infrastruktur yang terbatas,” terangnya.
Presiden Joko Widodo tahun 2018 mengatakan, ekspor dan investasi menjadi dua hal penting atau kunci dalam memperkuat fundamental perekonomian Indonesia.
“Kalau itu bisa kita lakukan, ekspornya meningkat, sehingga defisit neraca perdagangan bisa kita selesaikan. Defisit transaksi berjalan kita bisa kita selesaikan,” kata Jokowi. ANTARA