Mahasiswa menuntut Pemerintah Aceh peduli terhadap bencana di Kabupaten Aceh Tenggara, karena korban banjir bandang di wilayah itu membutuhkan bantuan.
Tuntutan disampaikan puluhan mahasiswa asal Aceh Tenggara dalam unjuk rasa di Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, Selasa.
Saydul Akram, koordinator aksi, menyatakan, banjir bandang yang terjadi akhir Desember 2018 menyebabkan kerusakan di 12 kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara.
“Puluhan rumah hanyut, ribuan hektare lahan pertanian dan perikanan yang merupakan lahan ekonomi masyarakat rusak. Begitu juga dengan sekolah yang memgalami kerusakkan dan menyebabkan anak-anak tidak bisa belajar,” katanya dia.
Namun, pihaknya menilai Pemerintah Aceh tidak peduli terhadap bencana yang dialami masyarakat Aceh Tenggara. Buktinya, sampai kini Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah belum menjumpai korban banjir di Aceh Tenggara.
“Kami menuntut Pemerintah Aceh peduli terhadap korban banjir. Kami menuntut Plt Gubernur Aceh meninjau langsung lokasi banjir di Kabupaten Aceh Tenggara,” tandas Saydul.
Selain itu, menuntut Pemerintah Aceh menghadirkan program rehabilitasi, rekonstruksi, dan reboisasi hutan pascabanjir bandang secara menyeluruh dan merata melalui pihak terkait.
“Apabila dalam waktu tujuh hari setelah penyampaian tuntutan ini tidak ada respons, kami pemuda dan mahasiswa asal Aceh Tenggara, akan kembali lagi ke Kantor Gubernur menuntut hal yang sama,” kata Saydul.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Rahmad Raden, menyebutkan pemerintah Aceh telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat Aceh Tenggara yang terdampak banjir.
“Plt Gubernur kan tidak hadir kesana fisiknya saja, tapi untuk bantuan tanggap darurat itu sudah disalurkan untuk membantu masyarakat yang tertimpa musibah. Kemarin itu malahan dilepaskan langsung oleh bapak Plt. Gubernur,” Kata Rahmad
Bantuan yang disalurkan kata Rahmad lebih kurang 30 ton sandang pangan melalui BPBA dan 4 truk melalui Dinas Sosial Aceh dan satu tim Kesehatan dari Dinkes Aceh. Dinas Sosial Aceh juga membuka dapur umum yang dilaksanakan Tim Tagan Aceh Tenggara.
Terkait rehab rekon pasca banjir lanjut rahmad akan dilakukan setelah dinas terkait mendata semua data terkait infrastruktur yang rusak akibat banjir.
“Tentu ini butuh proses, karena yang paling penting sekarang adalah membantu masyarakat yang tertimpa musibah, setelah itu bar Pemerintah melakukan rehab rekon,” ujar Rahmat.
Rahmad sangat mengapresiasi para mahasiswa yang telah datang dan menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Aceh, semua aspirasi tersebut akan disampaikan kepada Plt. Gubernur Aceh untuk kemudian dipelajari dan ditindak lanjuti. (Antara/Antero)