Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengakui bahwa Gubernur Aceh non-aktif Irwandi Yusuf dan Steffy Burase yang disebut-sebut sebagai istri siri Irwandi sama-sama merapatkan penyelenggaraan Aceh Marathon 2018.
“Di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) No 9, saudara mengatakan dalam rapat tersebut, saudari Steffy seingat saya menyampaikan sudah mengeluarkan dana promosi Rp900 juta untuk promosi di Metro TV dan sebesar Rp450 juta untuk promosi ke Jepang. Steffy minta dengan suara yang agak keras ditujukan ke Pak Gubernur agar Pak Gubernur membayarnya’, apakah benar?” tanya jaksa penuntut umum KPK Ali Fikri di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin.
“Seingat saya bukan sudah dikeluarkan tapi itu anggaran yang dialokasikan. Ibu Steffy bukan sudah mengeluarkan tapi meminta alokasi anggaran,” jawab Nova Iriansyah.
Nova bersaksi untuk terdakwa Gubernur Aceh non-aktif Irwandi Yusuf yang didakwa menerima suap sebesar Rp1,05 miliar terkait proyek-proyek yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) tahun 2018 di Kabupaten Bener Meriah dan menerima gratifikasi senilai Rp41,171 miliar selama memerintah sebagai gubernur 2007-2012 dan 2017-2022.
“Rapat di kantor BPKS (Badan Pengusahaan Kawasan Sabang) di Jakarta letaknya di Hayam Wuruk setelah ‘launching’ program Aceh Marathon 1 April 2018,” tambah Nova.
Namun menurut Nova, Steffy tidak meminta kepada Irwandi melainkan kepada kepala dinas pemuda dan olahraga yang juga hadir dalam rapat tersebut.
“Saya koreksi, yang saya ingat tidak ada meminta ke Pak Irwandi, tapi permintaan sebenarnya ke Kadispora lalu Kadispora mengatakan tolong lengkapi ‘invoice’,” ungkap Nova.
Nova mengatakan bahwa Irwandi pun tidak merespon mengenai permintaan dari Stefft tersebut.
“Tidak ada reaksi karena dijawab Kadispora, yang minta ‘invoicenya’,” tambah Nova.
Aceh Marathon 2018 sendiri menurut Nova memiliki anggaran Rp10 miliar yang direncanakan berlangsung pada Juli 2018 tapi tidak terlaksana karena tidak ada perusahaan yang menang tender.
Sedangkan Nova mengetahui bahwa Steffy adalah salah satu panitia Aceh Marathon yang menjadi tenaga ahli.
“Dia (Steffy) salah satu panitia yang ditulis sebagai tenaga ahli, Steffy dan Irwandi sama-sama hadir dalam rapat terkait teknis penyelenggaraan Aceh Marathon,” katanya.
Namun Nova yang menjadi ketua panitia Aceh Marathon mengaku tidak tahu ada pengeluaran yang sudah dikeluarkan panitia untuk membeli medali maupun jersey dan promosi ke Jepang.
“Tidak pernah mendengar hal tersebut, acara ini memang inisiasi Pak Gubernur,” ungkap Nova.
Terkait perginya Irwandi dan Steffy ke Jepang untuk promosi Aceh Marathon juga baru diketahui belakangan oleh Nova dari pemberitaan media.
“Saya tahu dari media Steffy ke luar negeri bareng Pak Irwandi, saat itu Pak Irwandi mau cari investor, khususnya kopi, tapi saya tidak tahu apa yang dilakukan Bu Steffy,” kata Nova.
Dalam dakwaan disebutkan bahwa pada 29 Juni 2018, Irwandi meminta Rp1 miliar kepada Ahmadi untuk kebutuhan Aceh Marathon.
Bupati Bener Meriah Ahmadi lalu memerintahkan Dailami, Munandar dan Muyassir untuk mengumpulkan uang dari para rekanan Kabupaten Bener Meriah yang telah direkomendasikan namun baru Rp500 juta yang terpenuhi.
Uang Rp500 juta itu diserahkan Muyassir pada 3 Juli 2018 di parkiran Hotel Hermes melalui seorang kontraktor Teuku Saiful Bahri yang diterima Teuku Fadhilatul Amir.
Uang lalu ditransfer ke beberapa orang yaitu Jason Utomo sebesar Rp190 juta untuk “DP ke-2 (medali)”, Akbar Velati sebesar Rp173,775 juta untuk “DP ke-2 (jersey)”, dan ke Ade Kurniawan dengan keterangan “pinjaman” sebesar Rp50 juta.
Sedangkan sisanya diserahkan oleh Teuku Fadhilatul Amir kepada Teuku Saiful Bahri yang diberikan kepada Teuku Saiful Bahri sebesar Rp36 juta dan Rp50,225 juta disimpan Teuku Saiful Bahri. Antara