Sejumlah tokoh utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh dan Swedia bertemu dalam sebuah acara silaturrahmi di Banda Aceh Sabtu, 28 Juli 2018.
Pertemuan yang digagas sejak beberapa saat yang lalu, berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan itu bertujuan untuk mendukung perdamaian dan menambah erat persaudaraan.
Munawarliza Zainal yang turut hadir dalam pertemuan itu menginformasikan baha pertemuan dihadiri oleh Bakhtiar Abdullah jurubicara GAM di Swedia, Ketua PA/KPA Muzakir Manaf, Sekjen PA, Kamaruddin Abubakar (Abu Radak), mantan anggota tim perunding GAM di Helsinki, seperti M Nur Djuli dan Munawar Liza Zainal, dan anggota tim perunding GAM semasa CoHa, Amni Bin Ahmad Marzuki.
Selain itu kata Munawarliza, pertemuan yang berlangsung di hotel The Pade tersebut juga diwakili oleh beberapa mantan panglima GAM di daerah, Muharram dari Aceh Besar, Sarjani dan Aiyyub Abbas dari Pidie dan Pidie Jaya, Zulkarnaini (Tengku Ni) dari Pasee, Muslim Hasballah dari Aceh Timur, demikian juga Tengku Rani dan Helmi dari Aceh Tamiang, Darwis Djeunib dan Husaini (Tengku Batee) dari Batee Iliek.
“Pertemuan ini adalah sejarah, sebab lama kita tidak duduk-duduk bersama setelah dipecah oleh berbagai persoalan,” demikian disampaikan Muzakir Manaf alias Mualem dalam pembukaannya sebagaimana dikutip dari Munawarliza.
Mualem juga berharap agar kedepan harus sering duduk untuk sama-sama mencari jalan agar rakyat Aceh menjadi kuat dalam merawat perdamaian.
Sementara itu Bakhtiar Abdullah di dalam pembukaannya menyampaikan bahwa damai Aceh ini ditempuh setelah konflik yang panjang, oleh karena itu menjadi tanggungjawab GAM dan rakyat Aceh semua untuk menjaga dan mengisinya. Salah satunya dengan menjaga kekompakan dalam bekerja, maka kesejahteraan bagi rakyat Aceh mudah dicapai.
Pada kesempatan tersebut, Muharram menyebutkan bahwa kedepan akan ada silaturrahmi yang lebih besar dengan mengundang pimpinan dan tokoh-tokoh GAM lain yang belum bisa berhadir pada malam itu.