Letak provinsi Aceh yang sangat startegis di perairan selat malaka selama ini kurang di optimalkan oleh pemerintah Aceh. Seharusnya pelabuhan Malahayati yang ada di Aceh Besar sangat potensial untuk pengembangan sistem angkutan peti kemas.
Hal demikian diakui oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah pada penandatanganan perjanjian kerjasama antara pemerintah Aceh dengan PT pelabuhan Indonesia I dan PT Alkan Abadi, yang berlangsung di Kantor Gubernur Aceh Senin pagi.
Zaini mengatakan ada banyak kelebihan yang akan diperoleh dengan pengembangan sistem angkutan peti kemas, antara lain Proses bongkar muat akan lebih cepat, biaya transportasi lebih murah, kapasitas angkut lebih besar dan barang terjamin lebih aman.
“dengan adanya peti kemas ini kebutuhan akan lebih mudah didapat, harga bisa lebih murah, dan jalur distribusi lebih lancar”lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut pemerintah Aceh juga berharap agar kesepakatan tersebut bisa segera direalisasikan secepatnya, jika ditemui kendala lapangan, Zaini meminta untuk secepatnya dikomunikasikan dengan pemerintah Aceh.
Selain itu Zaini juga berharap kerjasama tersebut bisa diekembangkan kesejumlah pelabuhan lainnya diseluruh Aceh, seperti pelabuhan Krueng geukuh, pelabuhan kuala langsa, dan pelabuhan lain di pantai barat selatan Aceh.
Menurut Zaini hadirnya aktivitas ekonomi di pelabuhan laut Aceh akan membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat Aceh. Untuk itu Zaini berharap dunia usaha untuk memanfaatkan fasilitas peti kemas untuk kegiatan usahanya.