Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh HM Daud Pakeh mengatakan bahwa proses Qur’ah (Pengundian) Pemondokan Jamaah Haji Wilayah Makkah tahun 1439 H/2018 M untuk Jamaah Calon Haji (JCH) Indonesia termasuk Embarkasi Haji Aceh telah selesai dilaksanakan di Jakarta selama tiga hari, mulai dari tanggal 30 Mei s.d 1 Juni 2018.
Metode pengundian ini merupakan rangkaian kegiatan penyelenggaraan ibadah haji untuk penempatan jemaah haji di Makkah.
“Alhamdulillah Qurah pemondokan calon jamaah kita telah selesai dilaksanakan, Qurah ini sebagai mekanisme untuk memberikan pelayanan terbaik dan berkeadilan kepada jamaah haji, terutama untuk wilayah Makkah, sedangkan untuk madinah, akan disesuaikan dengan kedatangan jamaah,” ujar Daud Pakeh, Minggu (3/6/2018) mengutip pernyataan Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis dalam laporan selaku ketua panitia Kegiatan Qur’ah.
Selain itu, kakanwil mengatakan jarak terdekat pemondokan jamaah haji Aceh di Mekah berkisar 900 meter dari Masjidil Haram yaitu wilayah Rei Bakhsy. Sedangkan jarak terjauh sekitar 3. 033 meter dari Masjidil Haram yaitu wilayah Raudhah.
” Untuk jemaah yang tinggal di hotel dengan jarak 1.500 meter ke atas Pemerintah menyiapkan layanan bus salawat yang mobilitasnya 24 jam untuk mengantarkan jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan kembali ke hotel,” ujar Daud Pakeh, didampingi H. Azhar, S. Ag. MA, Kepala Seksi Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh.
Berikut pemondokan (maktab) di Makkah untuk JCH Embarkasi Haji Aceh (BTJ) tahun 1439 H/2018 :
1. BTJ 01 Rumah Nomor 1004 Sektor 10 Wilayah Misfalah . Kloter perdana diisi jamaah asal Pidie (384 jamaah) dan TPHD (4 orang).
2. BTJ 02 Rumah Nomor 1105 Sektor 11 Wilayah Jarwal. Diisi jamaah asal Bireuen (196 jamaah) dan asal Kota Langsa (189 jamaah) dan TPHD 3 orang.
3. BTJ 03 Rumah Nomor 1105 Sektor 11 Wilayah Jarwal. Diisi jamaah asal Kota Banda Aceh (319 jamaah) dan asal Banda Aceh (66 jamaah) dan TPHD 3 orang.
4. BTJ 04 Rumah Nomor 803 Sektor 08 Wilayah Rei Bakhsy. Diisi jamaah asal Aceh Utara (307 jamaah) dan Kota Langsa (78 jamaah) dan TPHD 3 orang.
5. BTJ 05 Rumah Nomor 1009 Sektor 10 Wilayah Misfalah. Diisi jamaah asal Kota Banda Aceh 385 jamaah dan TPHD 3 orang.
6. BTJ 06 Rumah Nomor 1102 Sektor 11 Wilayah Jarwal. Diisi jamaah asal Kota Banda Aceh (21 jamaah) dan asal Aceh Tengah (133 jamaah), asal Aceh Tenggara (91 jamaah), dan asal Bener Meriah (140 jamaah) danTPHD 3 orang.
7. BTJ 07 Rumah Nomor 908 Sektor 9 Wilayah Misfalah. Kloter pelangi ini diisi oleh jamaah asal Kota Sabang (48 jamaah), Aceh Besar (16 jamaah), Aceh Utara (32 jamaah), Aceh Barat (198 jamaah), Kota Lhokseumawe (44 jamaah), dan Aceh Jaya (194 jamaah) dan TPHD 3 orang.
8. BTJ 08 Rumah Nomor 904 Sektor 9 Wilayah Misfalah. Diisi jamaah asal Aceh Besar (385 jamaah) danTPHD 3 orang.
9. BTJ 09 Rumah Nomor 507 Sektor 5 Wilayah Mahbas Jin. Kloter ini diisi jamaah asal Aceh Selatan (121 jamaah), Aceh Singkil (13 jamaah), Gayo Lues (41 jamaah), Aceh Barat Daya (87 jamaah), Nagan Raya (116 jamaah), dan Kota Subulussalam (7 jamaah) dan TPHD 3 orang.
10. BTJ 10 Rumah Nomor 308 Sektor 03 Wilayah Raudhah. Diisi jamaah asal Aceh Timur (235 jamaah), Kota Lhokseumawe (150 jamaah) dan TPHD 3 orang.
11. BTJ 11 Rumah Nomor 1103 Sektor 11 wilayah Jarwal. Diisi jamaah asal Pidie (68 jamaah), Aceh Tamiang (114 jamaah), dan Pidie Jaya (201 jamaah) dan TPHD 3 orang.
12. BTJ 12 (Gabungan dengan jamaah asal medan) Rumah Nomor 1105 Sektor 11 Wilayah Jarwal. Kloter yang bergabung dengan embarkasi lain, dari Aceh diisi jamaah asal Simeulue (38 jamaah), dan Bireuen (105 jamaah).
Dirincikannnya, tahun ini kuota Banda Aceh 725, Aceh Besar 467, Pidie 452, Simuelue 38, Bireuen 301, Kota Langsa 267, Aceh Utara 339, Aceh Tengah 133, Aceh Tenggara 91, Bener Meriah 91, Kuota Kota Sabang 48, Aceh Barat 198, Kota Lhokseumawe 1194, Aceh Jaya 47, Aceh Selatan 121, Aceh Singkil 13, Gayo Lues 41, Abdya 87, Kota Subulussalam 7, Aceh Timur 235, Pidie Jaya 201, dan Aceh Tamiang 114 jamaah. TPHD untuk BTJ ada 33 orang yang lunasi (dari 34 kuota yang disediakan).
Kakanwil juga mengatakan bahwa seluruh kloter BTJ pada tahun ini termasuk dalam pemberangkatan gelombang ke II. Kloter pertama embarkasi Aceh (BTJ 01) dijadwalkan masuk Asrama Haji Embarkasi Aceh pada Jumat 3 Agustus 2018, dan berangkat dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA) Jeddah pada Sabtu, 4 Agustus 2018.
“Tahun ini Kloter haji Aceh masuk dalam keberangkatan gelombang kedua, untuk Kloter pertama Embarkasi Aceh akan berangkat atau take off pada tanggal 04 Agustus 2018,” ujar Kakanwil
Penetapan maktab dengan cara pengundian ini merupakan tahapan penyelenggaraaan haji, setelah pada Sabtu (12 Mei) lalu, di provinsi telah disusun komposisi untuk 11 kloter penuh (BTJ 01 – BTJ 11) dan satu kloter gabungan (BTJ-12).
Kakanwil sebutkan, mulai musim haji 1439 H/2018 ini, bagi calon jamaah haji di 13 embarkasi, termasuk Embarkasi Haji Aceh (BTJ), proses perekaman sidik jari dan verifikasi data biometriks dilaksanakan di asrama haji.
Bahwa ini satu langkah inovatif, mempercepat proses keimigrasian pada saat jamaah haji memasuki bandara Arab Saudi.
“Ini ide yang bagus dan gebrakan luar biasa untuk memangkas waktu tunggu di Arab Saudi. Ini juga bagian dari komplain jamaah juga sudah perjalanan 8 sampai 11 jam di sana mereka tunggu lagi 5 jam, untuk proses keimigrasian di Saudi,” jelas Dirjen PHU.
“Pengambilan sidik jari dan data Biometriks jemaah haji Indonesia bisa dilakukan di embarkasi, dan akan dilakukan uji coba tahun ini,” kata Direktur Jenderal Imigrasi Arab Saudi, Sulaiman bin Abdul Aziz Al-Yahya.
Bahkan, lanjutnya, ini merupakan hadiah kerajaan Saudi Arabia kepada bangsa Indonesia. Sebab, jamaah Indonesia dinilai merupakan tamu Allah yang ramah-ramah di Saudi Arabia.
Proses pendataan Biometrik oleh keimigrasian Arab Saudi di Indonesia tidak dimintakan biaya oleh pemerintah Arab Saudi, alias gratis seluruhnya, mulai dari pengadaan peralatan maupun tenaga pendata langsung didatangkan dari Arab Saudi.
Daud Pakeh juga berharap penyelenggaraan Haji tahun ini harus lebih baik “Kita juga punya harapan, seperti harapan Menag, tahun ini adalah tahun layanan, bukan tahun peningkatan kuota. jadi pelayanan harus lebih baik,” lanjut Kakanwil.
Tahapan lainnya adalah pelatihan petugas integrasi (TPHI, TPIHI, dan TKHI) yang menyertai jamaah (kloter) telah sukses dilaksanakan di Asrama Haji Aceh pada Selasa-Kamis (1-10 Mei 2018).