Bedasarkan catatan di Dinas kesehatan Aceh, generasi Aceh kedepan memiliki tinggi Badan yang pendek, dengan persentase mencapai 24 persen, sedangkan secara rata-rata nasional sebesar 18 persen.
Kondisi tersebut dinilai akan sangat merugikan kualitas generasi Aceh kedepan.
Hal demikian dikatakan kasi promosi kesehatan Aceh, dinas kesehatan Aceh saifullah Abdulgani selasa pagi.
Saifullah mengatakan selain memiliki tubuh yang pendek, kondisi Gizi buruk di aceh juga masih di atas rata-rata nasional, yaitu mencapai 7 persen, sedangkan rata-rata nasional hanya 4 persen, menurut saifullah dua kondisi tersebut disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat Aceh seperti kurangnya konsumsi sayur oleh sebagian masyarakat.
“Aceh memiliki anak yang pendek, dimana tinggi badan tidak sesuai dengan usia, ini merugikan generasi Aceh kedepan, karena kalau pertumbuhan fisiknya terganggu maka kecerdasannya juga akan terganggu”lanjutnya.
Saiful menambahkan bedasarkan hasil reiset kesehatan dasar pada tahun 2010, di Aceh terdapat 13 daerah yang masih bermasalah dengan kesehatan, masing-masing, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Pidie, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya, simeulu, Bener Meriah, Nagan raya, Gayo lues.
Selain itu tiga kota di Aceh juga masih memiliki angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi yang sangat tinggi, masing-masing Kota Lhokseumawe, kota Langsa dan kota Subulusalam.
“Tingginya angka kematian ibu, kematian bayi dan gizi buruk disebabkan oleh faktor prilaku, seperti pola konsumsi, dan masih adanya ibu melahirkan bukan pada tenaga kesehatan, melainkan pada dukun-dukun”lanjutnya lagi.
Untuk menanggulangi hal itu, maka seluruh pemerintah kabupaten-kota harus komitmen mengalokasikan anggaran untuk kesehatan minimal 10 persen dari total anggaran daerah tersebut, Selain terus meningkatkan aparatur kesehatan di seluruh kabupaten-kota.