Aceh hingga hari ini belum memiliki bioskop setelah ditutup pada masa konflik. Padahal Arab Saudi sudah membuka kembali setelah dilarang selama 35 tahun. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mendukung adanya bioskop.
“Sudah saatnya Aceh memiliki bioskop tapi yang terpisah penonton laki-laki dan perempuan,” kata seorang anggota DPR Aceh Asrizal Asnawi saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (21/3/2018).
Menurutnya, masyarakat Tanah Rencong saat ini sudah menaruh harapan agar ada bioskop di Aceh. Selama ini warga Aceh harus terbang ke provinsi terdekat bila ingin menonton film terbaru.
“Ini terlihat di media sosial betapa besar harapan masyarakat Aceh untuk bisa menikmati hiburan tersebut. Karena selama ini kalau ingin nonton harus ke Medan (Sumatera Utara),” jelas Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di DPR Aceh ini.
Asrizal mengaku sangat mendukung adanya bioskop di Tanah Rencong. “Iya saya sangat mendukung hadirnya bioskop di Banda Aceh. Saya yakin masyarakat kita juga sudah siap untuk saling menjaga status syariat di Aceh,” ungkap Asrizal.
Sebelumnya, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengatakan Pemkot Banda Aceh beberapa waktu lalu telah membahas soal bioskop dengan para ulama dan pihak terkait lainnya. Dalam pembahasan tersebut, muncul kesimpulan bahwa terkait perizinan bioskop akan dilakukan studi banding terlebih dulu ke negara-negara Islam.
“Kesimpulannya, kami sepakat untuk melakukan studi banding bersama ulama kita ke Arab Saudi atau negara Islam lainnya untuk mempelajari bagaimana pengaturan soal konser musik dan bioskop di sana,” kata Aminullah dalam rilis kepada wartawan, Minggu (18/3).
Soal bioskop dan izin konser ini mencuat dalam program ‘Wali Kota Menjawab’ pada Jumat (16/3) lalu. Lewat sambungan telepon, warga bertanya soal boleh-tidaknya pergelaran konser musik, terutama pada malam hari. Sedangkan warga lainnya menanyakan soal bioskop yang sudah lama tidak dibuka di Banda Aceh. Detik