Sebanyak 133 warga Aceh mengidap HIV/AIDS sepanjang 2017. Rinciannya, yang mengidap HIV sebanyak 55 orang dan AIDS sebanyak 78 orang. Jika ditotal dari 2004 hingga akhir tahun lalu, angka pengidap virus mematikan tersebut berjumlah 1.300 orang.
“Angka ini setiap tahun meningkat. Dalam kurun waktu 2004-2017, ada sekitar 1.300 kasus HIV/AIDS di Aceh. Tapi yang sudah berhasil kita deteksi yaitu 630 orang. Selebihnya belum berhasil kita data,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh dr Abdul Fatah saat dimintai konfirmasi, Selasa (6/3/2018).
Pengidap HIV/AIDS di Aceh rata-rata berusia produktif, yaitu 20-45 tahun. Para pengidap yang sudah terdata itu saat ini menjalani konseling dan pengobatan yang difasilitasi Dinkes Aceh.
Pengidap yang belum terdata itu hingga kini belum pernah datang atau konseling ke dinkes setempat. Mereka belum mendapat pengobatan sama sekali. Fatah mengimbau pengidap virus mematikan tersebut melapor.
“Warga yang terkena HIV/AIDS itu kami harapkan untuk mendatangi klinik konseling dan pemeriksaan sukarela di setiap rumah sakit yang mampu menangani pasien HIV/AIDS,” jelas Fatah.
Menurut Fatah, HIV dan AIDS tidak semua ditularkan melalui seks bebas, meski secara umum itu salah satu faktornya.
“Kami minta pengidap HIV/AIDS tidak perlu malu, minder, serta takut dikucilkan. Masyarakat juga tidak melakukan diskriminasi terhadap mereka,” ungkap Fatah. Detik