Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), saat ini tidak hanya menjalankan program keluarga berencana saja, akan tetapi juga program kependudukan dan pembangunan keluarga atau lebih populer dengan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
Di bidang kependudukan misalnya, BKKBN memberikan perhatian serius terhadap persoalan kemiskinan, Kekerasan, korupsi dan persoalan narkoba.
Hal demikian disampaikan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) M. Yani pada Rakorda Program KKBPK dalam rangka integrasi kampung KB bersama mitra kerja tingkat Provinsi Aceh dan Kabupaten/kota tahun 2018, Selasa (06/03/2018).
Turut hadir pada kegiatan itu masing-masing Sekda Aceh Dermawan, Kepala BKKBN Perwakilan Aceh Sahidal Kastri, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Laisani, dan Kanwil Kemenag Daud Pakeh.
“Kita berharap perwakilan BKKBN Aceh meningkatkan kemitraan dan hubungan dengan para pemangku kepentingan, karena sejak dulu BKKBN tidak bisa bekerja sendiri, jadi kemitraan dengan pemerintah daerah sangat penting, dan juga dengan tokoh-tokoh masyarakat,” ujar Yani.
Selain itu kata Yani, pada tahun 2018 ini BKKBN juga masih fokus pada program kampung KB yang melibatkan banyak stakeholder di kampung-kampung yang telah dipilih sesuai dengan kriteria.
“Kalau 2017 lalu kita sudah membentuk kampung KB disetiap kecamatan di 23 kabupaten kota, maka di 2018 ini akan dibentuk dengan jumlah yang sama,” lanjut Yani.
Sementara itu Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang diwakili Sekda Aceh Dermawan mengakui program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) merupakan jawaban terbaik untuk masalah kependudukan. Oleh sebab itu, Pemerintah Aceh menurutnya siap memfasilitasi pelayanan KB di rumah sakit, Puskesmas atau di tempat-tempat lainnya sehingga setiap keluarga lebih mudah mendapatkan akses layanan KB.
Dengan ber-KB, keluarga akan lebih maksimal memberikan perhatian kepada anak-anaknya sehingga citacita membangun keluarga berkualitas dapat tercapai. Program KKBPK juga bermanfaat menurunkan angka kematian ibu, serta mendorong keluarga lebih mudah memenuhi kebutuhannya,” ujar Sekda.
Sekda mengakui, keberhasilan program KKBPK memang tidak bisa terlihat dalam waktu yang singkat. Akan tetapi menurutnya, program ini merupakan program yang secara langsung dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan program lainnya, seperti penyediaan pelayanan, lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan program lainnya.
Sekda berharap Rakorda BKKBN Aceh tersebut bisa membangun sinergi, menyatukan persepsi, dan menyamakan visi guna mendukung keberhasilan program KKBPK di Aceh, sehingga diharapkan mampu menekan pertumbuhan penduduk Aceh ke angka yang ideal, yaitu berkisar 1,2 persen per tahun.