Setiap sehabis senja
Ada pertarungan
Piala siap diperebutkan
Bukan sekeping hati yang luka, bukan juga dendam antara kita
Perebutan antara sesama, apa sajalah, seperti Habil dan Qabil dibelahan benua.
Selepas sebuah buah ranum, bulan merayap rayap di gurun.
Itulah bait-bait puisi yang dibacakan oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin pada malam puisi dan syair Hasbi Burman, yang digelar di Taman Budaya Banda Aceh, Minggu (17/12/2017).
Mulyadi Nurdin mendapatkan kepercayaan untuk membacakan Puisi karangan lelaki yang akrab disapa “Presiden Rex” yang dikarang pada tahun 2015.
Selain Mulyadi Nurdin pada malam pergelaran baca puisi yang mengambil tema “Alam Itu Kita”, turut kebagian membaca puisi Kepala Dinas Pariwisata Aceh Reza Fahlevi dan Anggota DPR Aceh Mariati.
Pada malam itu juga tampil sejumlah seniman-seniman hebat di Aceh seperti Udin Pelor dan Din Saja.
Mulyadi Nurdin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Hasbi Burman atas karya-karya terbaiknya itu. Ia mengakui, puisi-puisi dan syair ciptaan presiden rex sudah lama dikaguminya.
“Puisi-puisi dan syair ini sudah lama saya kagumi dan saya dengar, karena ada yang dinyanyikan oleh penyanyi terkenal Aceh” lanjut Mulyadi Nurdin seraya menyampaikan rasa terimakasihnya kepada panitia dan Kadisbudpar Aceh yang telah memfasilitasi kegiatan untuk para seniman di Aceh.
Mulyadi Nurdin juga menyampaikan kekagumannya pada sosok Hasbi Burman. Sosok “Presiden” yang tanpa jajaran menteri kabinet dan tanpa pengawalan Paspampres. Sosok yang sangat sederhana namun memiliki maha karya yang luar biasa.
“Semoga karya-karya bang Hasbi bisa segera dibukukan. Karena puisi-puisi dan syair beliau mengandung makna yang sangat tinggi,”tutup Mulyadi Nurdin.