Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menangani 36 kasus difteri pada anak sepanjang tahun 2017.
Dari 36 kasus itu, tiga orang diantaranya meninggal dunia.
Hal demikian diungkapkan dokter spesialis anak RSUDZA Banda Aceh, dr. Raihan Sp. AK, pada pertemuan dengan Dinas Kesehatan Aceh di RSUDZA Banda Aceh, Rabu (13/12/2017).
Raihan menyebutkan, penderita difteri yang ditangani pihaknya rata-rata berumur antara 2-17 tahun.
Saat ini diakui Raihan, pihaknya juga sedang merawat enam pasien Difteri, masing-masing 3 orang dari Pidie, Banda Aceh 1 orang, Aceh Besar 1 orang dan Sabang 1 orang. Umumnya anak penderita diteri kata Raihan karena anak tersebut tidak di imunisasi.
“Kita menunggu hasil dari laboratorium untuk konfirmasi, hasilnya butuh waktu sekitar satu minggu. Kalau dia sudah dibolehkan pulang maka sudah sembuh, dia tidak akan menularkan lagi kepada masyarakat lain, jangan mereka jangan diasingkan,”ujarnya.
Raihan menambahkan, difteri merupakan penyakit saluran pernafasan atas, disertai dengan selaput putih keabu-abuan. Ia menyebutkan gejala-gejala difteri antara lain suara serak, sakit tenggorokan, nyeri saat menelan, demam tidak begitu tinggi, sumbatan jalan nafas, dan pembengkakan di leher.
Penderita difteri menurutnya harus segera mendapatkan perawatan setidaknya selama dua minggu pada ruangan khusus atau isolasi.
Sementara itu Direktur RSUDZA Fachrul Jamal mengajak semua pihak untuk mengkampanyekan imunisasi dan hidup sehat agar terhindar dari kasus difteri.
Fachrul mengakui harus dicari tau juga penyebab sehingga tidak semua orang tua bersedia anak mereka dilakukan imunisasi. Ia khawatir masyarakat mendapatkan informasi yang salah terkait dengan imunisasi yang bertujuan untuk memberikan kekebalan pada tubuh anak tersebut.
Sementara itu Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Aceh, dr Abdul Fatah, mengatakan jumlah penderita difteri diseluruh Aceh pada 2017 meningkat tajam dibanding 2016, yang hanya 11 kasus. Data pada 2017 itu tercatat sebanyak 93 kasus, terhitung dari Januari hingga 11 Desember.
Berdasarkan data yang dirilis Dinkes Aceh, ada 12 kabupaten/kota yang warganya terinfeksi bakteri difteri di Aceh. Di antaranya di Aceh Timur 18 orang, Pidie Jaya 14 orang, Banda Aceh 13 orang, Bireuen 11 orang, Aceh Utara 11 orang, Pidie 6 orang, Aceh Besar 6 orang, Aceh Barat 4 orang, Lhokseumawe 2 orang, Sabang 2 orang, serta Aceh Selatan dan Aceh Tamiang.