Mulyadi Nurdin adalah sosok yang tak asing lagi dalam jajaran Pemerintah Aceh, Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir tersebut menjadi Humas Pemerintah Aceh di dua periode Pemerintahan, yaitu pada masa Gubernur Zani Abdullah dan masa Gubernur Irwandi Yusuf.
Dalam bincang-bincang dengan media di sela kesibukannya, Sabtu (9/12/2017), jebolan Magister Ilmu Hukum, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tersebut, memaparkan pengalamannya selama menjadi Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah aceh.
Menurut Mulyadi Nurdin, Humas pemerintah merupakan corong dalam menyampaikan program dan kinerja pemerintah kepada khalayak.
Oleh karena itu Humas dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman di semua sektor.
Di samping itu Humas juga harus mampu bermitra dengan berbagai media dan wartawan.
Menurut Mulyadi Nurdin, menjadi Humas merupakan pekerjaan yang menyenangkan, karena sering berinteraksi dengan semua kalangan mulai masyarakat, media, Parlemen, SKPA dan tentunya pimpinan.
Humas kata Mulyadi Nurdin dituntut untuk tahu segala persoalan, mulai dari hal-hal besar, sampai urusan yang kecil sekalipun, termasuk keadaan politik yang berkembang di masyarakat.
“Semakin sering berinteraksi dengan pihak lain, semakin banyak teman yang diperoleh, sehingga kalau dinikmati Humas itu menyenangkan,” lanjut Mulyadi Nurdin.
Kebahagiaan tersendiri menjadi Humas ketika dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pembangunan, kebijakan, serta program Pemerintah. Ada saatnya informasi dari Humas sangat ditunggu oleh masyarakat.
Mulyadi Nurdin mengakui, menjadi Humas juga melelahkan, apalagi dirinya juga merangkap sebagai Protokol, sehingga tugasnya menjadi double, karena harus memfasilitasi seluruh kegiatan pimpinan, seperti keprotokolan, liputan, media, dan naskah pidato, sehingga sering bekerja hingga larut malam dan pada hari libur, jika pimpinan ada kegiatan.
“Namun menjadi kebanggaan ketika sebuah kegiatan berlangsung sukses, ini tentu menjadi kepuasan sendiri bagi tim Humas, begitu juga ketika wartawan menyambut baik dengan gaya pemberitaan masing-masing. Semua itu dapat menghilangkan rasa lelah dalam bekerja,” lanjutnya lagi.
Mulyadi Nurdin menambahkan sudah menjadi kewajiban Humas untuk memahami keinginan pimpinan, sehingga tanpa diperintahkan pun harus tahu apa yang mesti dilakukan.
Keinginan masing-masing pimpinan tentu berbeda, baik itu Gubernur, Wagub, dan seterusnya, persiapan yang dilakukan juga berbeda, seperti protokol, pidato, dan statemen, masing-masing pimpinan tentu punya gaya tersendiri.
“Kita harus tahu apa yang mau disampaikan pimpinan sebelum kita bicara kepada rekan-rekan jurnalis, karena akan menjadi fatal jika kita salah menyampaikan informasi,” tambah Mulyadi Nurdin yang sebelumnya juga pernah menjadi Humas IAIN Langsa.
Bagi Mulyadi Nurdin, wartawan adalah teman yang asyik. Mereka bisa diajak bicara bebas, tanpa harus terikat dengan birokrasi, misalnya ngobrol bebas di warung kopi. Wartawan juga bisa diajak diskusi tentang banyak hal yang berkembang di masyarakat.
“Jurnalis adalah ujung tombak dari informasi yang kita sampaikan, tanpa mereka Humas akan seperti macan ompong,” imbuhnya.
Oleh sebab itu Mulyadi Nurdin akan selalu berusaha melayani semua wartawan. Jika tidak sempat berbicara langsung, bisa melalui telpon, jika tidak bisa mengangkat telpon, maka ia akan meminta wartawan untuk mengirim pertanyaan melalui sms, WA atau email.
“Saya juga faham bahwa wartawan membutuhkan jawaban segera, walaupun dalam kondisi sibuk saya berusaha menjawab pertanyaan mereka walaupun secara singkat. Namun tetap menjaga agar jawaban yang saya berikan sejalan dengan keinginan dan kebijakan dari pimpinan,” ujar Mulyadi Nurdin.
Menurutnya Humas dituntut untuk bergerak cepat mengimbangi perkembangan informasi dan teknologi. Sehingga ia punya prinsip, informasi sekarang harus disampaikan sekarang juga.
“Kalau kita tidak mengimbangi perkembangan maka kita akan terus tertinggal, sementara masyarakat membutuhkan informasi secara cepat. Nah tugas kita mensuply informasi supaya masyarakat dapat menerima informasi dengan benar dan berimbang,” pungkas Mulyadi.