General Manager PT PLN Aceh Jefri Rosiadi mengemukakan pihaknya menargetkan pada tahun 2018 seluruh desa di provinsi itu yang jumlahnya 6.474 desa teraliri listrik.
“Pencapaian program listrik masuk desa pada tahun 2017 di Aceh sebesar 99,64 persen atau 6.450 desa yang sudah dialiri listrik dari total 6.474 desa,” katanya saat berbincang-bincang dengan Pengurus Percasi Aceh di Banda Aceh, Kamis.
Jefri Rosiadi yang didampingi Deputy Manager Hukum dan Humas T Bahroel menyebutkan dari roadmap PLN Aceh 2017-2018 sebanyak 39 desa tertinggal yang belum dialiri listrik.
Pengerjaan program listrik masuk desa terpencil di bagi dalam dua tahan, tahap pertama sebanyak 27 desa dikerjakan pada 2017 dan 12 desa dikerjakan pada 2018.
“Pada tahap awal, Januari hingga Oktober dari 27 desa, PLN Aceh sudah mengaliri listrik di 15 desa, sedangkan sisanya sedang tahap pengerjaan dan akan selesai awal Desember 2017,” kata Jefri.
Sementara 12 desa lainnya yang tersebar di lima kabupaten pada tahap kedua akan dikerjakan awal tahun 2018.
“Ada lima kabupaten yang desanya belum dialiri listrik yang terdiri dari Kabupaten Simeuleu sebanyak dua desa, Aceh Singkil, Aceh Jaya dan Bener Meriah masing-masing satu desa, Kabupaten Aceh Timur ada tujuh desa yang belum dialiri listrik. Nantinya akan dikerjakan 2018,” ujarnya.
Jefri juga menjelaskan, ada banyak tantangan dan hambatan untuk mengaliri listrik ke desa-desa terpencil di Aceh, secara teknik tim PLN juga sulit untuk mengantarkan tiang-tiang dan kabel listrik ke desa yang menjadi target untuk dilistriki.
“Tim banyak kesulitan mulai dari akses jalan yang belum ada, belum lagi harus melewati sungai dan jurang yang terjal. Mau tidak mau dalam tahun 2018 target kita 100 persen seluruh desa terpencil sudah dialiri listrik. Ini sesuai dengan program pemerintah mempercepat elektrifikasi di pedesaan terpencil di Indonesia,” kata Jefri Rosiadi.
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi tersebut, lanjut Jefri, PLN Aceh akan membangun pembangkit listrik tenaga hybrid khusus di kawasan yang sulit dilalui.
Jika ini tidak dilakukan dipastikan target megaproyek listrik 35.000 Megawatt tidak akan tercapai, ujar dia.
“Karena tidak bisa membangun jaringan, terpaksa kita akan membangun pembangkit tenaga hybrid. Ini salah satu cara mengatasi kendala khusus di kawasan terpencil yang sangat sulit dilalui, kalau tidak, pencapaian target 100 persen tidak akan berhasil,” kata Jefri Rosiadi. Ant