Presiden Chapter Global Entrepreneurs Professional (GENPRO) Kota Banda Aceh, Fatarjani, mendorong Pemerintah Kota Banda Aceh untuk segera menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Banda Aceh.
Usulan ini disampaikannya kepada Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, sebagai langkah cepat menghadapi kondisi kota yang terdampak pemadaman listrik berkepanjangan.
Menurut Fatarjani, penerapan WFH dapat mengefisiensi mobilisasi pegawai sekaligus menghemat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk genset di perkantoran yang kini sangat bergantung pada sumber listrik alternatif. “Dengan WFH, beban operasional kantor dapat ditekan dan aktivitas pemerintahan tetap berjalan,” ujarnya.
Selain isu pelayanan publik, Fatarjani juga menyerukan perlunya langkah cepat Pemerintah Kota untuk mendatangkan pasokan sembako, terutama beras, telur, dan minyak goreng, ke Banda Aceh. Ia menyarankan dua jalur alternatif, yaitu melalui darat via Pantai Barat Selatan (Barsela) atau lewat jalur laut dengan mencarter kapal dari Belawan menuju Krueng Raya.
Langkah ini dinilai penting mengingat kondisi Banda Aceh yang ikut terdampak terputusnya sejumlah akses jalan dan jembatan akibat banjir bandang di beberapa daerah, termasuk terputusnya Jembatan Meureudu, Kutablang, serta terjadinya longsor di perbatasan Aceh–Sumatera Utara. Situasi diperparah oleh antrian panjang di berbagai SPBU akibat kebutuhan warga akan BBM untuk genset, menyusul pemadaman listrik yang sudah berlangsung hingga tiga hari.
Fatarjani menambahkan, jika diperlukan, Wali Kota Banda Aceh dapat menggandeng para pengusaha serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Banda Aceh untuk mempercepat suplai sembako ke kota. Ia menegaskan bahwa GENPRO siap terlibat langsung mendukung langkah ini. “Kami memiliki jaringan pengusaha di seluruh penjuru negeri yang siap membantu percepatan distribusi kebutuhan pokok,” katanya.
Sebagai informasi, Global Entrepreneurs Professional (GENPRO) adalah komunitas pengusaha profesional di Indonesia yang bertujuan menumbuhkan wirausahawan baru, memperkuat UMKM, serta mendorong kolaborasi dalam berbagai program sosial dan ekonomi. Komunitas ini tidak hanya fokus pada pembinaan bisnis, tetapi juga pengembangan mentalitas, karakter, dan kontribusi terhadap masyarakat.
“Kami mendukung penuh setiap langkah Ibu Wali Kota. Dengan kerja sama berbagai pihak, Banda Aceh pasti mampu mencari solusi terbaik untuk meredakan kepanikan warga dalam situasi ini,” tutup Fatarjani.
