BI Aceh Ajak Jurnalis Bangun Optimisme dan Stabilitas Ekonomi Daerah

Deputy Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh Hertha Bastiawan menegaskan pentingnya peran media dan jurnalis dalam membangun optimisme publik terhadap perekonomian dan kebijakan pemerintah. Menurutnya, persepsi masyarakat yang positif dan optimis merupakan fondasi penting bagi stabilitas ekonomi daerah.

“Persepsi masyarakat yang optimis dan positif terhadap perekonomian serta bauran kebijakan BI dan pemerintah, yang terbangun melalui informasi akurat dari Bapak/Ibu sekalian, merupakan fondasi penting bagi stabilitas,” ujar Hertha dalam Forum Komunikasi Mitra Jurnalis yang digelar di Kota Sabang, 4–5 November 2025.

Hertha menyampaikan bahwa forum yang digelar BI Aceh di Kota Sabang tahun ini tidak hanya bertujuan mempererat tali silaturahim dan kemitraan dengan insan media, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi untuk memperkaya wawasan serta meningkatkan efektivitas komunikasi kebijakan.

“Forum ini kami rancang untuk memperkaya wawasan kita bersama, sekaligus menjadi ajang healing sejenak di tengah kesibukan,” ujarnya.
Kegiatan tersebut turut menghadirkan sejumlah topik kekinian seperti teknik narrative journalism, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk transkripsi dan riset, serta pelindungan konsumen di era digital.

Dalam kesempatan itu Hertha juga memaparkan Outlook Perekonomian Aceh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi (PDRB) Aceh pada triwulan II 2025 tercatat tumbuh positif sebesar 4,82 persen (yoy), ditopang oleh kinerja sektor pertanian dan perdagangan.

Sementara itu laju inflasi gabungan lima kota IHK di Aceh pada Oktober 2025 mencapai 4,46 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 2,86 persen. Menurut Hertha, tingginya inflasi dipengaruhi oleh kenaikan harga cabai merah akibat keterbatasan pasokan dan harga emas perhiasan yang mengikuti tren global.

“Hal ini menjadi perhatian bersama dan menegaskan pentingnya sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat melalui Strategi 4K, yaitu Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif,” jelasnya.

Untuk mendukung hal tersebut BI Aceh bersama TPID terus menggaungkan kampanye Belanja Bijak kepada masyarakat sebagai upaya pengendalian inflasi dari sisi perilaku konsumsi.

Hertha juga menyampaikan perkembangan menggembirakan dari sektor Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD). Hingga September 2025, jumlah pengguna QRIS di Aceh telah mencapai 698.113 pengguna, dengan 230.036 merchant, mayoritas dari kalangan UMKM.

“Volume transaksi QRIS di Aceh telah menembus 18,35 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp1,98 triliun sepanjang Januari hingga September 2025. Ini menunjukkan antusiasme dan kesiapan masyarakat Aceh dalam beradaptasi dengan kemajuan ekonomi digital yang inklusif, serta lebih Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal (Cemumuah),” paparnya.

Menutup paparannya Hertha Bastiawan kembali menegaskan pentingnya peran media dalam mengawal komunikasi kebijakan dan data ekonomi agar dapat disampaikan dengan narasi yang konstruktif.

“Data-data seperti PDRB, inflasi, dan QRIS memerlukan narasi dan konteks yang tepat agar mudah dipahami publik, serta turut membangun optimisme dan mendukung stabilitas ekonomi Aceh,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads