Aceh Catat Inflasi 3,70 Persen pada Agustus, Tertinggi ke-6 di Indonesia

Aceh kembali mengalami tekanan inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis, pada Agustus 2025 inflasi tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 3,70 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,81. Capaian ini menempatkan Aceh di urutan keenam tertinggi inflasi secara nasional.

Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi Aceh tercatat 0,78 persen, sedangkan inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) hingga Agustus 2025 berada di angka 3,36 persen.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh, Agus, menegaskan bahwa kenaikan harga beras menjadi penyumbang terbesar inflasi kali ini. “Beras masih menjadi komoditas dengan andil paling dominan. Penurunan produksi di sejumlah daerah ditambah distribusi yang tersendat membuat harga beras melonjak,” ungkapnya.

Selain beras, beberapa komoditas lain juga memberikan sumbangan inflasi, di antaranya bawang merah, emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), serta cabai merah. Agus menyebutkan, pasokan cabai merah dari sentra produksi mengalami kendala, bahkan ada wilayah yang gagal panen. “Kita terpaksa mendatangkan cabai merah dari luar daerah, seperti Sumatera Barat. Namun karena permintaan juga tinggi dari provinsi lain, terjadi perebutan pasokan yang berimbas pada kenaikan harga,” jelasnya.

Agus menambahkan, pengendalian inflasi membutuhkan kerja sama lintas pihak. “Sinergi pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting. Ketersediaan pangan pokok harus dijaga agar inflasi Aceh tetap terkendali,” tegasnya.

Sementara itu Sekretaris Daerah Aceh M Nasir mengatakan berdasarkan arahan gubernur, maka Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama dinas terkait segera membenahi rantai pasokan yang kerap menjadi penyebab inflasi di Aceh, terutama di bulan Maulid.

Dalam rangka penanganan inflasi Pemerintah Aceh akan menambah anggaran untuk operasi pasar sebesar Rp 2,5 miliar.

Selain itu M Nasir mengatakan Pemerintah Aceh juga mempersiapkan pasar murah, yang juga membutuhkan tambahan anggaran. Lalu menggelar pasar tani di Banda Aceh dan kabupaten/kota dengan inflasi tertinggi.

“Kita juga akan melakukan intervensi khusus pada komoditas apa saja yang menjadi penyebab inflasi. Kepada para petani, Pemerintah Aceh juga akan menyiapkan subsidi biaya angkut, nanti kita akan dibantu oleh BI dan Bank Aceh melalui dana CSR,” kata M Nasir.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads