Kukuhkan Komitmen Perdamaian, UIN Ar-Raniry Wacanakan Bangun Museum Perdamaian

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. Mujiburrahman, menyampaikan rencana pendirian museum perdamaian atau peace center untuk mendokumentasikan perjalanan perdamaian Aceh yang telah memasuki dua dekade. Hal tersebut ia ungkapkan dalam pidato peringatan dua puluh tahun damai Aceh sekaligus penyerahan Penghargaan Ar-Raniry kepada tokoh perdamaian, Kamis (21/8) lalu.

“Perdamaian Aceh merupakan capaian bersejarah yang tidak hanya penting bagi masyarakat Aceh, tetapi juga telah menjadi rujukan dunia” sebutnya.

Ia mencontohkan, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berperan sebagai negosiator damai Aceh kemudian diminta membantu sejumlah negara dalam proses perdamaian, mulai dari Mindanao di Filipina, Rohingya di Myanmar, hingga Palestina. Namun, hingga kini belum ada dokumen tertulis yang lengkap mengenai perjalanan perdamaian Aceh.

“Yang ada hanya versi masing-masing tokoh. Karena itu, semuanya harus dibukukan, diteliti, dan didokumentasikan” tambahnya.

Prof. Mujiburrahman juga menegaskan, keberadaan museum atau peace center di kampus UIN Ar-Raniry akan memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengkaji, meneliti, serta belajar langsung dari pengalaman sejarah Aceh, sekaligus menjadi literasi generasi muda tentang dampak konflik. “Dari pengalaman itu, mereka bisa belajar agar tidak terjebak dalam konflik baru di masa depan” harapnya.

Museum perdamaian juga diharapkan menjadi role model bagi negara-negara yang sedang berkonflik. “Kita harapkan kasus perdamaian Aceh ini bisa menjadi inspirasi bagi negara lain yang masih berkonflik, seperti Thailand” imbuhnya.

Nantinya akan menyimpan dokumen dan catatan sejarah, sekaligus menjadi laboratorium penelitian tentang perdamaian. Tokoh-tokoh yang masih hidup juga akan dituliskan dalam buku sebagai bahan kajian akademik.

Ia menambahkan, persiapan dokumen administrasi akan dilakukan tahun ini, sementara pembangunan fisik museum direncanakan mulai tahun depan. “Nantinya, tim khusus dari peace center akan mengkaji dan mengumpulkan seluruh dokumen yang berkaitan dengan perdamaian Aceh.” (Nurul Ali)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads