Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menegaskan peran strategis media sebagai trusted gatekeeper dalam menjaga kepercayaan publik melalui pemberitaan yang akurat dan edukatif.
Ia menilai, krisis kepercayaan sering kali berakar pada krisis komunikasi, sehingga narasi publik perlu dikelola secara strategis untuk menangkal informasi keliru yang dapat mengganggu stabilitas sektor keuangan.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam rangkaian kegiatan Media Gathering bersama Kantor OJK se-Wilayah Sumatera Bagian Utara yang berlangsung di Jakarta pada 4–6 Agustus 2025. Kegiatan juga dihadiri Kepala OJK Provinsi Aceh, Daddi Peryoga, yang pada kesempatan itu memaparkan capaian inklusi dan literasi keuangan di Aceh. Daddi menyampaikan bahwa perbankan di Aceh perlu mengembangkan inovasi produk keuangan karena setiap tahun terdapat kesenjangan antara kebutuhan pembiayaan dan dana yang tersedia di bank. Meski fungsi intermediasi sudah berjalan optimal, ia mengakui bank masih harus mendatangkan dana dari luar daerah untuk memenuhi permintaan pembiayaan.
Sesi diskusi menghadirkan Hudiyanto (Ketua Sekretariat Satgas PASTI) dan Anugerah Perkasa (Managing Editor CNN Indonesia). Hudiyanto memaparkan data pemberantasan keuangan ilegal dan penipuan digital, termasuk pemblokiran ribuan rekening serta aplikasi ilegal, dengan nilai kerugian masyarakat mencapai triliunan rupiah. Sementara itu, Anugerah menekankan pentingnya prinsip kehati-hatian jurnalistik di tengah derasnya arus informasi digital.
Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan kunjungan ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menegaskan bahwa kolaborasi erat antara OJK, media, dan BEI menjadi kunci untuk memperluas akses informasi sekaligus memperdalam pemahaman publik tentang pasar modal.


