Rahasia Ivone Aromatik, Kiat agar Bisnis Parfum Tetap Berkembang

Parfum bukan sekadar wewangian, tetapi juga ekspresi diri, identitas, dan kenangan yang melekat dari tiap momen, pengalaman itulah yang dihadirkan oleh Ivone Aromatik.

Parfum racikan Ivone Aromatik memiliki sentuhan khas minyak nilam Aceh yang dipadukan dengan aroma modern yang elegan dan tahan lama. “Parfum kami memberikan wangi yang tidak hanya menyegarkan, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam. Ivone menyesuaikan tren pasar agar produk tetap unik dan tidak pasaran,” sebut Murida, pemilik Ivone Aromatik.

Murida bercerita tentang awal mula ia terjun ke bisnis parfum serta inovasi dalam mengembangkan produk turunan Ivone Aromatik. Pada tahun 2020, ia mengikuti pelatihan dari Aceh Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala. Pelatihan ini tak hanya memberikan ilmu serta peralatan untuk mengolah minyak nilam, tetapi juga pendampingan hingga tercipta berbagai produk inovatif.

Produk pertama yang dihasilkan adalah minyak angin aromaterapi Ivone Care, berbahan dasar nilam. “Saat itu, sambutan masyarakat cukup positif. Apalagi, pandemi COVID-19 ikut meningkatkan kesadaran akan manfaat aromaterapi bagi kesehatan” ujar Ida, sapaan akrabnya.

Setelah sukses dengan minyak angin, Ivone Aromatik memperluas lini produknya dengan meluncurkan parfum roll-on, parfum spray (20 ml dan 30 ml), reed diffuser untuk pewangi ruangan, serta parfum mobil.

Reed diffuser menjadi favorit karena mampu menghadirkan keharuman tahan lama hingga lebih dari satu bulan dengan isi 50 ml, serta lebih aman dibandingkan diffuser listrik.

Harga produk Ivone Aromatik cukup terjangkau, mulai dari Rp20.000 hingga Rp150.000. “harga parfum Roll-On – Rp55.000, parfum Spray 20 ml – Rp80.000, kemudian parfum Spray 30 ml – Rp150.000, lalu minyak Angin Aromaterapi – Rp20.000, reed Diffuser – Rp150.000, dan parfum Mobil – Rp40.000, ekonomis, aroma tetap berkualitas” jelasnya.

Untuk memastikan kualitas, Ivone Aromatik bekerja sama dengan ARC USK dalam mendapatkan bahan baku. ARC USK membeli minyak nilam langsung dari petani dan memurnikannya berdasarkan grade. “Grade A digunakan untuk parfum tubuh karena memiliki ketahanan aroma lebih lama, sedangkan Grade B digunakan untuk produk seperti minyak angin, parfum mobil, dan reed diffuser” tambahnya.

Ida juga menjelaskan bagaimana proses pemurnian minyak nilam dilakukan dan bagaimana hal ini berpengaruh pada penggunaan dalam produk. “Pemurnian diklasifikasikan menjadi dua jenis fraksi, yaitu, fraksi ringan untuk minyak angin, reed diffuser, dan pewangi mobil dan fraksi berat digunakan khusus untuk parfum tubuh agar wanginya lebih tahan lama.”

Tantangan utama yang dihadapi Ivone Aromatik adalah modal usaha dan legalitas. Saat ini, meskipun sudah memiliki sertifikasi halal, Ivone Aromatik masih dalam proses pengajuan izin BPOM karena keterbatasan ruang produksi.

Ke depan, Ivone Aromatik berencana untuk terus mengembangkan produknya dengan inovasi aroma baru serta kemasan yang lebih menarik.

Saat ini, Ivone Aromatik memiliki toko sendiri di Lam Jame, Jalan Utama No. 99, Jaya Baru, serta bekerja sama dengan beberapa toko seperti Heia Host di Peunayong, Museum Tsunami, dan toko suvenir lainnya.

Untuk strategi pemasaran, Ivone Aromatik mengandalkan media sosial, terutama Instagram (@yvonne.aromatic). Selain itu, mereka juga aktif mengikuti event dan bazar yang diselenggarakan oleh BSI UMKM Center serta berbagai instansi pemerintah.

“Strategi ini membuat produk Ivone Aromatik telah dikenal di beberapa daerah luar Aceh seperti Serang, Banten, Jakarta, Surabaya, dan Kalimantan” imbuhnya. (Nurul Ali)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads