Semarak I’tikaf Ramadan, Jamaah Kian Membludak di Malam Ganjil

Memasuki sepuluh malam terakhir Ramadan, umat Islam semakin antusias menjalankan ibadah guna meraih keutamaan Lailatul Qadr.

Masjid-masjid di berbagai daerah khususnya di Aceh, termasuk di Banda Aceh, dipadati jamaah yang melaksanakan i’tikaf, yakni berdiam diri di masjid untuk beribadah, berzikir, dan memperbanyak doa.

Salah satu masjid yang mengalami lonjakan jamaah adalah Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Sejak malam ke-21 Ramadan, suasana masjid ramai dengan jamaah yang datang dari Banda Aceh dan sekitarnya. “Qiyamullail sudah dimulai sejak malam ke-16 Ramadhan, waktu itu jamaah yang hadir masih sekitar 50 jamaah” sebut Tgk. Mukhtar, Kasubbag Tata Usaha UPTD Pengelola Masjid Raya Baiturrahman Aceh.

Tgk Mukhtar mengatakan, pengurus masjid mencatat peningkatan signifikan jumlah jamaah yang mengikuti i’tikaf, terutama pada malam-malam ganjil Ramadan. “Jamaah masjid terus bertambah di saat malam-malam ganjil, terakhir di malam ke-25, jemaah i’tikaf yang hadir capai 700 orang” ungkapnya.

Selain menyediakan tempat yang nyaman untuk beribadah, pihak masjid juga memastikan kebutuhan jamaah terpenuhi selama i’tikaf, “Guna mendukung jamaah yang beribadah sepanjang malam, pihak Masjid Raya menyediakan menu untuk sahur bagi jamaah i’tikaf dan yang melaksanakan ibadah qiyamullail” ujar Tgk. Mukhtar.

Di masjid lain, seperti Masjid Oman Al-Makmur Lampriet dan Masjid Masjid Baitusshalihin Ulee Kareng, jumlah jamaah juga meningkat signifikan. Tak hanya pria, perempuan dan remaja juga turut serta dalam i’tikaf. Bahkan, beberapa orang sengaja datang bersama.

Aini, salah satu jamaah i’tikaf di Masjid Oman Al-Makmur memutuskan datang lebih awal sejak pukul 1.00 dini hari, karena khawatir tak tersedia tempat. “Datangnya dengan teman, jam 1 aja udah penuh, kita mesti lewati jamaah pelan-pelan untuk bisa dapat shaf” kata Aini. I’tikaf tahun ini menjadi pengalaman pertama bagi Aini dan temannya.

Di beberapa daerah luar Aceh, jamaah membangun tenda di dalam atau sekitar masjid agar lebih nyaman saat i’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan. Namun, hal ini tidak terjadi di Banda Aceh, terutama di Masjid Raya Baiturrahman. “Masjid Raya Baiturrahman tidak membolehkan jamaah membangun tenda bahkan di luar sekalipun” kata Tgk. Mukhtar.

Selain shalat malam berjamaah dan dzikir, jamaah juga mengisi waktu dengan membaca Al-Qur’an, dan jamaah diimbau agar terus menjaga kekhusyukan dan memperbanyak doa di malam-malam ganjil, karena Lailatul Qadr terjadi pada salah satu malam tersebut. (Nurul Ali)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads