Sabun Cair Zuper: Inovasi Solusi Sabun Isi Ulang Ramah Lingkungan

Kebutuhan akan sabun sebagai pembersih menjadi salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tergolong berat, bisnis sabun, menawarkan potensi keuntungan yang signifikan karena perannya yang vital di setiap rumah dan industri, terutama di sektor kuliner.

Seperti sabun merk Zuper yang telah ada sejak tahun 2018 dan terus berinovasi dalam pemasaran yang dilakukan. Keunikan dari Sabun Cair Zuper adalah konsep isi ulang yang diterapkan untuk mengurangi limbah plastik sekaligus memberikan efisiensi dalam pengadaan bahan pembersih.

Rudi, pendiri merk Sabun Cair Zuper mengatakan, “Pelanggan industri kuliner, mereka cukup menukarkan kemasan jerigen kosong dengan yang sudah terisi” jelasnya.

Sementara untuk rumah tangga, Sabun Cair Zuper menyediakan layanan armada mobile refill yang memungkinkan pelanggan mengisi ulang sabun mereka secara langsung tanpa harus membeli botol baru.

Awalnya, produk ini hanya menargetkan sektor rumah tangga, namun seiring waktu, Sabun Cair Zuper mulai melirik industri kuliner seperti rumah makan dan kafe dan telah memiliki lebih dari 140 titik relasi yang tersebar di Banda Aceh dan sekitarnya.

Sabun Cair Zuper tersedia dengan berbagai varian produk yaitu sabun cuci piring, sabun cuci tangan, pembersih lantai, dan pembersih kaca. Rudi menilai, permintaan produk sabun pembersih selalu ada dan cenderung stabil, terlebih dalam dunia kuliner, kebersihan menjadi prioritas utama, sehingga kebutuhan akan produk sabun menjadi kebutuhan utama.

Rudi optimis, meskipun pasar sabun sangat bersaing, akan selalu ada ruang untuk berinovasi. Sabun Cair Zuper memanfaatkan celah ini dengan menghadirkan konsep isi ulang yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.

Pendekatan ini memungkinkan produk tetap kompetitif tanpa harus bersaing langsung dengan merek besar.

Rudi sendiri bukanlah orang baru dalam dunia bisnis, sejak tahun 2008 hingga 2018, Rudi telah mencoba berbagai jenis usaha, mulai dari toko buku, kafe, bisnis air minum, hingga startup digital. Sayangnya, delapan usaha yang pernah dijalankannya mengalami kegagalan, dari pengalaman tersebut, ia belajar bahwa bisnis yang sukses adalah bisnis yang menawarkan solusi nyata bagi masyarakat.

Berangkat dari pemikiran tersebut, ia mulai mencari produk yang memiliki manfaat jelas dan digunakan sehari-hari hingga hadirlah Sabun Cair Zuper. Rudi mengungkapkan jika Sabun Cair Zuper awalnya hanya melakukan rebranding terhadap produk sabun dari pihak lain.

Namun, seiring dengan meningkatnya pemahaman tentang kebutuhan pasar, mereka mulai memproduksi sendiri untuk memastikan kualitas sesuai dengan harapan pelanggan. Saat ini, bahan baku Sabun Cair Zuper diambil langsung dari supplier di Medan.

Sekitar 50-60% bahan baku masih diimpor dari Malaysia, sementara sisanya berasal dari dalam negeri. Semua bahan yang digunakan sudah berbasis food grade atau telah memenuhi standar keamanan sehingga aman untuk penggunaan sehari-hari.

Dalam proses pengembangan produk, banyak trial and error yang dilakukan. “Bahkan, pernah ada sekitar 200 liter sabun yang harus dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas” kenangnya. Akhirnya Rudi bisa menemukan formula yang tepat dan mendapatkan kepercayaan diproduknya.

Tak hanya Sabun Cair Zuper, ada juga brand Faction untuk sabun dan parfum sepatu. Namun, produk ini masih dalam tahap pengembangan dan pemasaran masihterbatas pada event Car Free Day (CFD).

Pada akhir tahun 2024, Sabun Cair Zuper mendapatkan investasi dari PT Pema. Sebagian dana ini digunakan untuk modernisasi manufaktur dengan mesin otomatis serta pembuatan armada mobile refill.

Dengan inovasi ini, pelanggan rumah tangga dapat mengisi ulang sabun mereka langsung dari sepeda motor roda dua yang dilengkapi dengan mesin isi ulang otomatis. Konsep ini memudahkan pelanggan sekaligus mengurangi limbah plastik secara signifikan.
Ke depannya, Rudi berencana memperbanyak unit kendaraan dengan sistem kemitraan atau waralaba agar dapat menjangkau lebih banyak pelanggan.

Meski telah dikenal luas, Sabun Cair Zuper masih harus bekerja keras menghadapi tantangan dalam mengedukasi pelanggan tentang limbah plastik dan mendukung produk lokal, “Mayoritas ibu rumah tangga sudah terbiasa menggunakan merek nasional tertentu, sehingga membangun kepercayaan terhadap merek lokal seperti Zuper membutuhkan waktu” terang Rudi.

Untuk mengatasi hal ini, Sabun Cair Zuper fokus pada strategi harga yang lebih kompetitif dan pendekatan ramah lingkungan dengan konsep isi ulang. “Tim pemasaran aktif melakukan sosialisasi door-to-door untuk memberikan edukasi tentang manfaat menggunakan sabun isi ulang” ujarnya.

Ke depan, Sabun Cair Zuper berencana memperkuat pasar lokal sebelum melakukan ekspansi ke daerah lain. (Nurul Ali)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads