Tiktok Hadirkan Ruang Digital Aman bagi Remaja

Di era digital hari ini, remaja kian akrab dengan internet dan media sosial. Namun, di balik kemudahan akses informasi dan hiburan, ada tantangan besar yang harus dihadapi: keamanan digital.
Menurut data UNICEF, 95% anak usia 12-17 tahun di Indonesia menggunakan internet minimal 2 kali sehari. Sayangnya, sekitar 500.000 remaja mengaku pernah menjadi korban eksploitasi seksual dan perlakuan salah di dunia maya.

Berangkat dari keprihatinan ini, TikTok Indonesia bersama SEJIWA (Sejiwa Foundation) dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mengadakan webinar bertajuk “Keamanan Digital untuk Remaja”. Bagaimana langkah-langkah konkret untuk melindungi remaja dari ancaman di dunia maya, seperti eksploitasi seksual, cyberbullying, dan konten negatif?
Riset SEJIWA bersama Western Sydney University mengungkapkan bahwa remaja membutuhkan bimbingan dalam bentuk kreatif dan menyenangkan untuk memahami cara menjaga keamanan diri di ruang digital.

Dina Haryana, Founder SEJIWA, menjelaskan bahwa remaja memiliki karakteristik unik yang membuat mereka rentan di dunia digital. “Remaja mudah terbawa perasaan, impulsif, dan memiliki rasa ingin tahu yang besar namun mereka kurang pengalaman dalam menghadapi risiko online, seperti cyberbullying atau jejak digital” ujarnya.

Sebagai salah satu platfoam digital yang banyak digunakan oleh remaja, Anggini Setiawan, Head of Communication TikTok Indonesia, menyebutkan TikTok memiliki tanggung jawab besar untuk mennghadirkan ruang digital yang aman seperti kebijakan batas usia, kampanye edukasi, “Fitur keamanan untuk control waktu layar, pengaturan privasi hingga pembatasan konten” ungkapnya.

Ia menjelaskan langkah-langkah tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi pengguna berusia 14 tahun ke atas, “Di mana sistem akan mendeteksi dan mencegah pendaftaran oleh anak di bawah usia tersebut” tambahnya.
TikTok aktif mengedukasi pengguna melalui kampanye “Saling Jaga” dan workshop bersama mitra. Selain itu, ia menekankan TikTok juga transparan dalam melaporkan upaya moderasi konten. “Di Kuartal 1 2024, lebih dari 21 juta akun yang diduga dimiliki oleh pengguna di bawah 13 tahun telah dihapus” ungkapnya.

Melihat ancaman digital yang dapat dialami remaja, Dina juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak-anak. “Orang tua harus memahami fitur keamanan di platform digital dan membangun komunikasi terbuka dengan anak” katanya.
Guna membantu orang tua mengatur penggunaan gadget anak, SEJIWA juga aktif mengkampanyekan 3S (Screen Time, Screen Break, Screen Zone). “Screen Time, batasi waktu layar sesuai kebutuhan. Screen Break, pastikan anak istirahat dari layar secara berkala. Screen Zone, tentukan area di rumah yang bebas gadget, seperti kamar tidur dan ruang makan” jelasnya.

Ia juga menyarankan orang tua untuk menerapkan Resep PCE (Play, Connect, Explore), “Yaitu Play, ajak anak bermain di dunia nyata. Connect, bangun komunikasi yang baik dengan anak. Explore, dorong anak mengeksplorasi minat dan bakatnya” tambahnya.
Sementara Andi Muhidin, Pemred Republika, salah satu pemateri dalam webinar bertajuk “Keamanan Digital Bagi Remaja” ini menekankan, jika media juga bertanggung jawab dalam literasi digital. “Media memiliki peran penting dalam menyebarkan edukasi literasi digital, kita harus memastikan konten yang kita produksi aman dan tidak membahayakan anak-anak” ujarnya.

Ia membagikan pengalaman pribadi sebagai orang tua, di mana saat kumpul keluarga maka tidak ada yang menggunakan gadget, “Saat makan Bersama, tidak ada yang memegang handphone, jadi untuk memastikan waktu keluarga tetap berkualitas” imbuhnya. Ia menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik dengan keluarga.

Webinar yang berjalan dua sesi ini merupakan bentuk kolaborasi untuk mengedukasi masyarakat dan memastikan keamanan digital remaja adalah tanggung jawab bersama. “Mari manfaatkan teknologi dengan bijak. Aman dulu, baru seru. Keamanan bukan hanya tentang melindungi diri sendiri, tetapi juga berkontribusi menjaga komunitas di platform digital” tutup Anggini. (Nurul Ali)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads