Libur panjang atau akhir pekan merupakan saat yang ditunggu untuk bersama keluarga, teman atau pun sendiri.
Melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti berkumpul dan jalan-jalan, tidak harus ke tempat yang jauh, sekedar keliling sambil belajar hal baru, pasti juga akan menyenangkan.
Seperti yang dilakukan oleh Dena, Ia ikut dalam perjalanan tur belajar sejarah di Banda Aceh dan Aceh Besar. Bersama dengan dengan yang lainnya, mereka belajar sejarah tentang kerajaan Islam yang ada di Aceh dan pernah berjaya di masa lampau.
Perjalanan di mulai dari Banda Aceh, ibu kota provinsi Aceh, memiliki banyak situs sejarah yang menjadi saksi kejayaan masa lalu. Begitu pun Aceh Besar, yang mengelilingi Banda Aceh, juga memiliki banyak tempat bersejarah yang menarik untuk dikunjungi.
Bersama dengan komunitas perempuan muda “Why” yang berkolaborasi dengan Masyarakat Peduli Sejarah (Mapesa) Aceh. Dena dan kelompok tur berangkat sejak pagi, agar tepat waktu dan lokasi yang telah direncanakan dapat semua dikunjungi.
Peserta tur tampak bersemangat untuk memulai petualangan belajar sejarah. “Mau kemana kita hari ini? Sudah siap panas-panasan, kan? …. Oke, kita berdoa dulu ya..” suara pemandu tur menyemangati dan dijawab meriah oleh peserta.
Perjalanan semakin seru karena pemandu membuat game dadakan dan meminta peserta ikut bermain tebak-tebakan seputar sejarah, antusiasme begitu terasa dan keceriaan terbangun sepanjang perjalanan menuju lokasi wisata sejarah.
“Why” merupakan komunitas perempuan yang berdiri pada awal 2024 lalu, berfokus pada peningkatan produktivitas remaja dengan membuat kegiatan yang menarik setiap bulannya. Nama Whyers sendiri diambil dari kata “why” yang melambangkan dorongan untuk bertanya “‘mengapa (?)”—sebuah pertanyaan mendasar yang sering diabaikan.
Fira Zaituni, ketua komunitas Why mengatakan, “Whyers hadir untuk menjawab tantangan yang dihadapi anak muda, terutama mereka yang berada di fase quarter life crisis, dan focus kita remaja putri.”
Pemberhentian kami dimulai dari situs sejarah makam raja Lamuri di desa Lamreh, Aceh Besar. membuat perjalanan ini lebih seru di mini lebih seru, berlokasi di tepi pantai menyimpan sisa-sisa kejayaan Kerajaan Lamuri. Lamuri adalah salah satu kerajaan Islam pertama di Aceh, yang menjadi awal dari perjalanan panjang sejarah Aceh sebagai Serambi Mekah.
Di sana, peserta dijelaskan tentang asal muasal Kerajaan Lamuri, salah satu kerajaan Islam awal di Aceh. Kerajaan ini disebut dalam berbagai catatan sejarah sebagai pusat perdagangan maritim yang strategis, menghubungkan Aceh dengan jalur perdagangan internasional pada masanya.
Peserta juga diajak memahami bagaimana peran Lamuri dalam menyebarkan budaya Islam dan membangun hubungan diplomatik dengan wilayah lain, menjadikannya salah satu fondasi penting dari sejarah Aceh.
Usai dari sana, perjalanan berlanjut ke Benteng Indra Patra, benteng ini dibangun di tepi pantai sebagai pertahanan strategis dan menjadi tempat bertemunya berbagai kebudayaan.
Struktur benteng yang kokoh, dengan batu-batu besar dan lorong-lorong tersembunyi, menunjukkan keahlian arsitektur pada masa itu. Kunjungan ke Benteng Indra Patra tidak hanya memperlihatkan keragaman budaya Aceh, tetapi juga mengingatkan pada peran penting wilayah ini dalam jalur perdagangan maritim kuno.
Mapesa menjelaskan semua aspek dengan detail, Mapesa merupakan lembaga non-profit yang berdiri karena kepedulian dan ingin mencari tahu sejarah Aceh yang masih belum terjawab dengan riset yang berkelanjutan, “Terutama dalam kawasan utama Kesultanan Aceh Darussalam untuk menemukan pola-pola umum dari berbagai wujud warisan” ujar Mizwar, Ketua Mapesa saat ini.
Sepanjang perjalanan, pemandangan indah menjadi pelengkap liburan sejarah hari itu, Dena dan rombongan mengakhiri tur dengan singgah di pantai dan menikmati sore dengan matahari terbenam bersama teman-teman baru yang dikenalnya. (Nurul Ali)