Pertumbuhan ekonomi Aceh mulai berangsur pulih dan terus menunjukkan tren positif hingga tahun 2024 dengan pertumbuhan di kisaran 4,37% hingga 5,17%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Rony Widijarto P., dalam keterangannya Rabu (8/1/2025) mengungkapkan bahwa pada triwulan III tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Aceh tercatat lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, yakni sebesar 5,17%. Salah satu faktor pendorong utama pertumbuhan tersebut adalah penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut yang memberikan dampak signifikan, terutama pada sektor transportasi dan pergudangan, industri pengolahan, serta sektor pertanian yang mengalami peningkatan signifikan.
Meski pertumbuhan ekonomi Aceh menunjukkan tren positif, tantangan kemiskinan masih menjadi perhatian serius. Rony menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan di Aceh masih berada di angka 14,23%, dengan tingkat kemiskinan di perdesaan yang mendominasi sebesar 16,75%, sedangkan di wilayah perkotaan sebesar 9,6%. Menurutnya, upaya penurunan kemiskinan di Aceh perlu difokuskan pada perdesaan yang menjadi penyumbang terbesar angka kemiskinan di provinsi tersebut.
Memasuki tahun 2025, perekonomian Aceh diperkirakan tetap tumbuh positif meskipun diproyeksikan sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan kisaran pertumbuhan antara 4,12% hingga 4,92%. Faktor yang mendorong pertumbuhan di antaranya adalah membaiknya kinerja sektor perdagangan dan pertanian, meskipun akan terbatas oleh minimnya Proyek Strategis Nasional (PSN) dan normalisasi anggaran pemerintah daerah.
Untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi, BI Aceh terus memperkuat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui strategi yang berfokus pada keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif. Inflasi Aceh pada tahun 2025 diperkirakan tetap stabil dan terkendali dalam kisaran target nasional, yaitu 2,30% hingga 2,70%.
Selain pengendalian inflasi, BI Aceh juga aktif mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai program seperti hilirisasi pangan, hilirisasi pariwisata, digitalisasi pembayaran, dan penyelenggaraan event berskala besar. Salah satu bentuk dukungan nyata BI adalah penyerahan bantuan rumpon bagi nelayan di Aceh Barat, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan serta pendapatan masyarakat pesisir.