Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan bagian dari kebijakan Presiden Prabowo dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan mendukung visi Indonesia Emas 2045 resmi dimulai pada Senin (6/1). Aceh menjadi salah satu provinsi yang melaksanakan tahap awal program ini, mencakup enam kabupaten dengan target peningkatan asupan gizi siswa.
Penjabat (PJ) Wali Kota Banda Aceh, Almuniza Kamal, menegaskan kesiapan Banda Aceh dalam mendukung program ini. Salah satu dapur umum yang telah beroperasi terletak di Kecamatan Ulee Kareng di bawah pengelolaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). “Kami optimis program ini akan berjalan bertahap hingga mencakup seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, PJ Gubernur Aceh, Safrizal ZA, saat meninjau pelaksanaan program di SMP Negeri 10 Banda Aceh menyebutkan, “Sebanyak 13 sekolah di Banda Aceh terlibat dalam program ini, terdiri dari satu SMA, satu SMP, lima SD, dan enam TK.”
Pengamat pendidikan Aceh Tabrani Yunis memberikan apresiasi atas peluncuran program ini, namun menekankan pentingnya pengawasan ketat. Ia mengingatkan bahwa biaya besar yang dikeluarkan untuk program ini harus dipertanggungjawabkan dengan transparansi agar tidak hanya menjadi program sementara yang terhenti setelah sorotan media.
“Dengan anggaran yang mencapai Rp71 miliar, perlu ada kejelasan mengenai siapa yang mengawasi implementasinya. Program ini berpotensi positif jika berjalan dengan baik, namun jika gagal, bisa menjadi beban bagi APBN,” ujarnya dalam wawancara dengan Radio Antero FM.
Tabrani juga menyoroti perlunya memperhatikan selera anak-anak agar makanan yang disajikan benar-benar dikonsumsi. Ia mengingatkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya bergantung pada pemberian makanan bergizi, tetapi juga pada penyediaan sarana pendidikan yang memadai, seperti buku dan fasilitas belajar lainnya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, menjelaskan bahwa program MBG tidak hanya menyasar anak usia sekolah, tetapi juga ibu hamil dan menyusui. “Tujuan utama program ini adalah memastikan asupan gizi yang seimbang sehingga mendukung daya tangkap siswa dan perkembangan kognitif mereka,” jelasnya.
Program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak di Aceh, dengan catatan pengawasan yang ketat dan evaluasi berkelanjutan.( Nurul Ali )