Keumamah Cutkak : Membangun Usaha dari Keluarga untuk Semua

Secara umum ikan merupakan sumber protein yag tinggi dan mudah ditemukan setelah telur. 

Di Aceh, olahan ikan banyak dibuat untuk menambah cita rasa ikan, selain itu ada juga olahan untuk menambah usia simpan, meskipun jenis ikan tertentu sedang sulit tapi masih dapat dinikmati dari ikan olahan.

Seperti ikan Keumamah, atau disebut ikan kayu yang berbahan dasar Tongkol atau Tuna yang direbus lalu dikeringkan hingga kering seperti kayu, begitulah gambaran proses pengolahannya.

Ikan Keumamah biasa diolah dengan sunti (Belimbing kering khas Aceh) yang ditambah bumbu rempah dapur lainnya memberikan rasa umami dn segar khas.

Jika tergiur uttuk mencoba Keumamah Sunti tak perlu ribet untuk belajar memasaknya terlebih dahulu, karena sekarang sudah ada yang siap saji dan bisa dibawa ke mana saja.

Keumamah Cutkak, merupakan brand lokal yang menyediakan produk ikan keumamah yang dibuat dari ikan Tuna segar. diolah dengan teknik tradisional tanpa menggunakan bahan pengawet maupun penyedap rasa dengan resep yang telah diwarisan keluarga turun-temurun. 

“Resep ini berasal dari nenek saya, dan saya juga terinspirasinya dari potensi hasil laut Kota Sabang yang melimpah, terutama ikan Tuna,” cerita Irvadiarni.

Selain melimpah, ikan Tuna juga memiliki serat yang halus dan rasa yang gurih. Irva sapaan akrabnya mengatakan, “Ikan Tuna cenderung lebih aman dibandingkan jenis ikan lain, seperti tongkol atau cakalang, yang sering memicu alergi.” Berdasarkan pengalamannya konsumen yang memiliki riwayat alergi ikan masih bisa dan aman saat mengosumsi Keumamah Cutkak.

Karena tidak menggunakan bahan pengawet maupun penyedap, proses produksi Keumamah Cutkak masih dilakukan secara tradisional dan dibantu oleh 4 karyawan dengan produksi per hari mencapai 10kg ikan Tuna. 

Keumamah dimasak sekitar 6-7 jam, untuk memastikan kualitas dan rasa gurih alami dari ikan tuna segar, “Ketahanan produk bisa sampai 3 bulan disuhu ruang, dan bisa bertahan hingga 1 tahun jika disimpan di kulkas atau freezer” tambah Irva.

Menghadirkan dua varian rasa, yaitu original dan pedas dengan tingkat kepedasan dibuat sedang, sehingga aman untuk dinikmati tanpa khawatir mengganggu kesehatan lambung. Dan tersedia dalam kemasan yang dapat dipilih, mulai dari ukuran 80g, 150g, 250g, hingga 500g, “Kami menggunakan kemasan jar dan pouch untuk memastikan kualitas tetap terjaga” sambungnya.

Kota Sabang menjadi pusat produksi Keumamah Cutkak, alasannya karena Tuna banyak didapatkan di sana dan harga lebih stabil sehingga Irva tidak khawatir dengan ketersediaan bahan baku Keumamah cutkak.

Namun kelangkaan ikan Tuna juga pernah dialaminya dan membuatnya harus memasok dari Banda Aceh meskipun dengan harga yang relatif tinggi. Hal ini membuatnya selangkah lebih maju dengan selalu menyediakan stok Tuna.

“Untuk mengantisipasi kelangkaan, kami selalu menyimpan stok ikan tuna segar saat sedang musim panen. Ikan tersebut kami simpan dengan metode khusus agar tetap segar dan siap diolah” ujarnya.

Karena rasa autentik yang menghadirkan cita rasa nostalgia, membuat produk Keumamah Cutkak telah menjangkau pasar global dan disukai banyak konsumen, “Produk kami sudah dipesan ke berbagai negara seperti Amerika, Swiss, Jepang, dan Malaysia, meskipun masih dalam skala personal seperti jastip” sebutnya.

Sementara pemasaran dalam negeri telah menjangkau berbagai toko di Sabang dan Banda Aceh, seperti toko oleh-oleh, swalayan, dan pusat souvenir. InsyaAllah, kami juga akan segera tersedia di platform online seperti Shopee” jelas Irva. Keumamah Cutkak juga telah sampai ke Indonesia Timur, Merauke.

Keumamah Cutkak telah memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha), P-IRT, dan sertifikat halal. Dan ke depan, untuk meningkatkan kepercayaan konsumen pada produknya, Irva segera mengurus proses izin dari BPOM.

Irva berbagi pengalamannya dalam membangun usahanya, sebelum dan setelah menjadi bagian dari BSI UMKM Center, “Perbedaannya sangat terasa, saya mendapatkan banyak ilmu baru yang langsung saya terapkan dalam bisnis ini.” Ia mencontohkan dalam penggunaan Whatapps, “Sebelumnya saya menggunakan WhatsApp biasa, tetapi setelah meng-upgrade (ke whatapps bisnis), sangat terasa manfaatnya dalam memasarkan produk.”

Menjaga loyalitas pelanggan, Irva terus menjaga komunikasi dengan mereka, “Saya memperlakukan konsumen seperti keluarga. Setelah mereka membeli produk, saya selalu follow-up terkait rasa, mendengar masukan konsumen dan saran untuk perbaikan”

Untuk menjangkau calon pelanggan yang lebih luas, Irva memanfaatkan media digital seperti aktif memposting produk yang dibantu oleh suaminya, “Saya dibantu oleh keluarga. Suami saya di bagian konte dan keuangan” 

Produk Keumamah Cutkak dapat dibeli secara online seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop dengan nama “Cut Kak Store” atau offline, bisa ditemukan di swalayan dan toko souvenir di Sabang, Banda Aceh, serta Peunayong, jika ingin memesan langsung, bisa menghubungi nomor WhatsApp 0822-8308-2210.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads