Masyarakat Aceh berduka atas wafatnya Muhammad Yusuf bin A Wahab, yang lebih dikenal sebagai Tu Sop, pada hari ini, Sabtu (07/09/2024).
Tu Sop, sosok ulama kharismatik dan panutan bagi masyarakat Aceh, meninggal dunia di salah satu Rumah Sakit di Jakarta setelah beberapa waktu dirawat karena kondisi kesehatannya yang menurun.
Tu Sop lahir di Desa Blang Me Barat, Kecamatan Jeunieb, Bireuen pada 1964 dari pasangan Tgk H. Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj. Zainab binti Muhammad Shaleh.
Sang ayah, Tgk H. Abdul Wahab bin Hasballah juga merupakan salah satu ulama Aceh yang dikenal sebagai tokoh dayah yang banyak memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan Bireuen.
Riwayat pendidikan Tu Sop cukup menarik. Dari santri dayah belajar hingga ke para Syech di Mekkah Al-Mukarramah, Saudi Arabia. Disana, Tu Sop belajar pada Syech Sayed Muhammad Ali, seorang ulama sufi Mekkah bermazhab Maliki, selama empat tahun.
Pada tahun 1997 pulang dari Mekkah dan kembali mengabdi di Dayah MUDI Mesra. Pada pertengahan tahun 2001 Tu Sop secara resmi memimpin Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Kecamatan Jeunieb, Bireuen.
Selama hidupnya, Tu Sop dikenal sebagai sosok yang rendah hati namun memiliki wawasan agama yang luas dan mendalam. Beliau mengabdikan hidupnya untuk mengajar dan berdakwah, mendirikan beberapa pesantren yang menjadi pusat pendidikan agama bagi ribuan santri.
Tu Sop juga dikenal sebagai ulama yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Beliau sering terlibat dalam penyelesaian konflik sosial di tengah masyarakat, menjadi mediator yang bijaksana, dan memberikan solusi berdasarkan ajaran Islam yang penuh dengan keadilan dan kemaslahatan.
Kepemimpinan dan keteladanan Tu Sop menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda. Beliau sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai forum keagamaan dan seminar, serta kerap diminta pendapatnya dalam berbagai masalah keagamaan dan sosial yang dihadapi masyarakat.
Kabar wafatnya Tu Sop disambut dengan duka mendalam oleh seluruh lapisan masyarakat Aceh. Banyak yang menyampaikan belasungkawa dan mengenang jasa-jasanya melalui media sosial dan berbagai platform lainnya. Banyak tokoh masyarakat, pemuka agama, serta pejabat pemerintah yang turut hadir dalam prosesi pemakaman beliau.
Jenazah Tu Sop akan dimakamkan di komplek pesantren yang beliau dirikan, sesuai dengan wasiatnya. Ribuan santri, ulama, dan masyarakat diperkirakan akan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir bagi sosok yang telah banyak berkontribusi bagi perkembangan agama dan masyarakat Aceh.
Kepergian Tu Sop meninggalkan kekosongan yang besar dalam dunia dakwah dan pendidikan Islam di Aceh. Namun, warisan ilmunya akan terus hidup melalui para santri dan umat yang telah beliau bimbing sepanjang hidupnya.
Dishalatkan di Masjid Raya
Setibanya di Bandara SIM Aceh Besar Sabtu malam menjelang Isya, jenazah Tu Sop dibawa ke Masjid Raya Baiturrahman untuk dishalatkan oleh ribuan warga yang menunggu sejak Sabtu sore. Selanjutnya jenazah akan dibawa ke Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Kecamatan Jeunieb, Bireuen untuk dikebumikan.