Penjabat Walikota Banda Aceh Ade Surya mengajak para pimpinan instansi untuk memanfaatkan perhelatan PON Aceh-Sumut XXI yang akan berlangsung tanggal 8-20 September 2024 sebagai momentum untuk mengakselerasi perekonomian Kota Banda Aceh.
Hal tersebut dikarenakan dari 10 kabupaten/kota tuan rumah di Aceh, venue utama berada di Banda Aceh yaitu mencapai sekitar 75%.
“Venue paling banyak berada di Banda Aceh dengan 33 cabang olahraga, hal ini tentu saja akan lebih banyak mendatangkan pengunjung”, ujar Ade pada kegiatan High Level Meeting (HLM) yang bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh.
Sektor ekonomi yang diperkirakan akan meningkat utamanya adalah penyediaan makanan dan minuman/restoran, akomodasi, serta pariwisata.
“Dengan demikian, penting untuk memastikan sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan PON berasal dari Aceh,” ujarnya.
Namun demikian, adanya event olahraga tersebut harus diantisipasi agar tidak menimbulkan backfire atau dampak negatif bagi perekonomian Aceh khususnya dari potensi risiko inflasi yang dapat terjadi.
Oleh karena itu, Pemkot Banda Aceh akan terus mengoptimalkan sembilan upaya Pengendalian Inflasi Daerah, yaitu pemantauan harga dan stok, mengakselerasi gerakan menanam, operasi pasar murah, sidak pasar, menambah pasokan bahan pangan strategis melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD), bantuan ongkos angkut, dan optimalisasi anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) untuk pengendalian inflasi.
Selanjutnya, Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, Bpk. Rony Widijarto juga menyampaikan bahwa Stabilitas inflasi perlu dijaga pada level yang stabil dan rendah sesuai dengan sasarannya yang sebesar 2,5% ±1%. Melalui sinergi TPID yang baik, inflasi Provinsi Aceh dan Kota Banda Aceh pada tahun 2023 mampu dijaga pada level yang stabil dan rendah sehingga memperoleh nominasi TPID Provinsi Terbaik dan TPID Kota Terbaik.
Inflasi yang stabil tersebut berdampak positif terhadap konsumsi masyarakat sehingga mendorong membaiknya pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh pada tahun 2023 yang sebesar 4,08%
“Pada tahun 2024, rendahnya inflasi pada tahun 2023 dapat menjadi tantangan pengendalian inflasi akibat base effect. Oleh karena itu, diperlukan extra effort pengendalian inflasi terutama pada momen PON Aceh-Sumut XXI”, ujarnya.
Kota Banda Aceh, menurut Rony juga perlu mengoptimalkan adanya alokasi Insentif Fiskal Daerah Kategori Pengendalian Inflasi Terbaik agar dapat memperkuat upaya pengendalian inflasi. Hal ini penting, karena Banda Aceh sangat berpotensi mendapatkan insentif tersebut karena realisasi inflasi -yang menjadi salah satu kriteria penilaian insentif fiskal- sangat baik di Banda Aceh.