USK dan UNESCO Kolaborasi Bahas Perkembangan AI

Departemen Informatika FMIPA Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh menjadi tuan rumah penyelenggaraan Workshop Konsultatif UNESCO Metodologi Readiness Assessment Methodology Artificial Intelligence (RAM AI) Penilaian Kesiapan AI di Indonesia pada Kamis (11/07).

Acara tersebut merupakan kolaborasi USK dengan KOMINFO, UNESCO dan KORIKA (Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artificial).

Dekan FMIPA USK Prof Dr Taufik Fuadi Abidin, SSi, MTech dalam sambutannya menyebutkan perkembangan AI yang semakin pesat memerlukan persiapan, tak hanya infrastruktur tapi juga sumber daya manusia (SDM) dan sekarang, juga eranya kolaborasi, Kami (USK) mengikuti instruksi Rektor untuk ikut berkerjasama dengan Multipentahelix*, hari ini menjadi salah satu bukti FMIPA USK siap mendukung AI yang beretika.

Workshop RAM dirancang untuk membantu negara anggota UNESCO dalam mengukur kesiapan menerapkan AI secara etis dan bertanggung jawab demi kepentingan seluruh warga negara.

Saat pembukaan acara, dalam sambutannya Rektor USK Prof Dr Ir Marwan menyebutkan untuk memaksimalkan penggunaaan AI ini diperlukan persiapan tidak hanya infrastruktur tapi juga SDM. Metodologi RAM AI ini dikembangkan oleh UNESCO dan merupakan instrument berstandar global. Laporan yang akan dihasilkan akan menilai sejauh mana kesiapan organisasi, institusi pemerintah dalam menerapkan AI.

Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah (Aceh) menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan penerapan AI yang bertanggung jawab dan etis juga berdampak positif bagi masyarakat.

“Makanya, ini menjadi bukti, kita Pemerintah Aceh dan beberapa orang yang diminta hadir dari setiap dinas dan ratusan peserta dari berbagai lini menjadi bagian dari sosialisasi terkait ini (Metodologi RAM AI)” kata Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Aceh, Marwan Nusuf.

Selain workshop, acara ini juga menandai penandatanganan kerja sama dalam bidang kecerdasan buatan (AI) antara KORIKA dan FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Presiden KORIKA, Prof Dr Ir Hammam Riza mengatakan “Kerjasama ini merupakan bagian upaya kami melakukan orkenstrasi dalam mempercepat pemanfaatan AI di Indonesia.”

Ia meyakini dengan kerja sama ini akan menguakan tekad KORIKA dan USK untuk membangun berbagai aplikasi (kasus pemanfata) dari AI untuk sektor vertikal, “Dan diharapkan dapat menghubungkan semua talenta-talenta pengembang AI, baik dari perguruan tinggi atau dari komunitas industri bersama-sama” terangnya.

Kedua belah pihak berkomitmen untuk meningkatkan penelitian, pengembangan, dan penerapan AI di Indonesia, khususnya di Aceh dengan mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Prof Dr Ir Marwan mengatakan “Kerjasama ini menyangkut IT dan AI dan harapan kami (USK), teman-teman dengan bidang terkait bisa terus terkonek dengan KORIKA. Nanti akan ada penguatan talenta-talenta digital AI di Aceh dan bisa juga untuk lebih luas seperti dengan pemerintah Aceh, masyarakat dan sebagainya, kita (USK) akan siap membantu dengan KORIKA.”

Metodologi Penilaian Kesiapan AI (RAM) dikembangkan oleh UNESCO bertujuan untuk membantu negara-negara anggotanya dalam mengukur dan meningkatkan kesiapan untuk menerapkan kederdasan buatan secara etis dan bertanggung jawab.

RAM dirancang untuk mengevaluasi berbagai aspek kesiapan AI, termasuk infrastruktur teknologi, kebijakan dan regulasi, serta kapasitas masyarakat dalam memahami dan memanfaatkan teknologi AI.

Metodologi RAM AI telah diluncurkan pada mei lalu, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara untuk sosialisasi tersebut dan Aceh menjadi salah satu kota dari road show yang akan dilakukan di tiga kota lainnya yaitu Balikpapan (16 Juli 2024, Makassar (18 Juli 2024) dan Jakarta (22 & 23 Juli 2024).

Perwakilan UNESCO yang diwakilkan oleh Undral Ganbaatar, dalam bahasa yang diterjemahkan mengatakan “Dari 10 negara ASEAN, kami (UNESCO) memilih Indonesia untuk peluncuran penilaian terhadap AI menggunakan metodologi RAM terlebih dahulu. Mengapa Indonesia? Karena Indonesia menunjukan kepemimpinan global di bidang AI.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk tranformasi digital. Selain itu, Indonesia juga menunjukan komitmen politik yang kuat untuk mengadopsi peraturan etis dan memiliki perekonomian yang sangat dinamis.

“Ekonomi digital, Kumpulan talenta AI, dan pengembangan Startup AI sangat berkembang di Indonesia. Bertumbuh menjadi Unicorn AI dari Indonesia adalah prioritas besar bagi negara ini (Indonesia)” tutup Undral.

Workshop ini tidak hanya berfokus pada penyampaian materi, tetapi juga melibatkan peserta dalam pengisian kuesioner dan diskusi mendalam tentang “Hukum, Regulasi dan Efek Sosial Budaya dari AI” dan “Bagaimana Adopsi dan Investasi AI dalam Pendidikan, Penelitian dan Infrastruktur”. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif yang akan digunakan dalam laporan penilaian kesiapan AI di Indonesia oleh UNESCO.

Metodologi Penilaian Kesiapan (RAM) mencakup serangkaian pertanyaan kuantitatif dan kualitatif yang dirancang untuk mengumpulkan informasi terkait ekosistem AI suatu negara, termasuk dimensi hukum dan peraturan, sosial dan budaya, ekonomi, sains dan pendidikan, serta dimensi teknologi dan infrastruktur. Implementasi RAM di Indonesia didukung oleh Patrick J. McGovern Foundation.  (Nurul Ali)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads