FJPI Aceh Goes to School, Beri Pelatihan Literasi Digital Bagi Pelajar di Banda Aceh

0
12


Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Aceh, melatih 50 pelajar di SMA/MA di Kota Banda dengan Programnya FJPI Aceh Goes to School. Pelatihan yang diberikan terkait Dasar-Dasar Jurnalistik dan Literasi Digital. Kegiatan berlangsung di Aula SMA Negeri 1 pada Selasa,(11/6/2014).

Ketua panitia, Nurul Ali, menyampaikan laporan, setelah pelatihan ini diharapkan para pelajar mampu meningkatkan kemampuannya di dalam mengolah berita sesuai ilmu jurnalistik yang didapatkannya saat pelatihan.

“Melalui kegiatan ini, semoga para calon jurnalis muda di sekolah ini, bisa berpikir lebih kritis dan mampu menghasilkan produk jurnalistik yang akurat dan aktual secara digital dan bisa menghasilkan karya jurnalistik di media sekolahnya, baik majalah, mading, website, maupun di media sosial sekolah,” katanya.

Kegiatan pelatihan dibuka langsung oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1, Nilawati. Dalam sambutannya, Nila mengucapkan terima kasih kepada FJPI Aceh yang telah melaksanakan kegiatan ini. Ia berharap kegiatan ini mampu melahirkan calon-calon jurnalis terbaik di masa mendatang.

“Saya berterima kasih kepada FJPI Aceh yang bersedia membuat acara ini di sekolah kami, sebenarnya saya sudah lama mengharapkan hal ini terwujud. Apalagi hadir juga siswa dari sekolah lain bergabung di sini. Semoga ini bisa memotivasi anak-anak kita tidak saja menjadi jurnalis di media sekolah tetapi juga menjadikan jurnalis sebagai profesinya di.masa akan datang,” ujarnya.

Kegiatan pelatihan bertajuk “Meningkatkan Literasi Digital bagi Junalis Sekolah” tersebut menghadirkan tiga orang narasumber yakni Senior Officer Bursa Efek Indonesia Provinsi Aceh, Mayank Seruni, Akademisi dan Praktisi Media dan Komunikasi Indah Rastika Sari, dan Praktisi Jurnalistik, Azmi Thursina.

Mayank Seruni dari Bursa Efek Indonesia memberikan materi mengenai investasi di pasar modal kepada para siswa. Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa generasi muda jangan hanya menabung diperbankan, tetapi juga dapat berinvestasi di pasar modal untuk mempersiapkan masa depan.

“Semua orang bisa berinvestasi saat ini tidak hanya cuma orang-orang kaya. Daripada cuma menabung atau menyimpan uang diperbankan, adik-adik bisa memikirkan untuk berinvestasi karena tujuannya bukan sekadar menyimpan, tetapi juga untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari,” katanya.

Ia juga memberikan tips kepada investor muda yang ingin berinvestasi di pasar modal melalui 3 P (Paham, Punya, dan Pantau). Paham yakni menentukan tujuan investasi seperti risiko dan keuntungan. Kemudian, Punya berarti pastikan sudah memiliki KTP dan membuat akun di pasar modal. Terakhir, pantau harga saham setiap harinya untuk menghindari risiko kerugian.

“Saham ini sangat fluktuatif naik turun setiap hari. Selain keuntungan dari harga, ada juga dari deviden. Terus update berita dan informasi saja selalu,” katanya.

Bursa Efek Indonesia hadir, mensosialisasikan programnya dan bagaimana menjadi investor muda. Selesai mendengarkan sosialisasi tersebut, para peserta dari SMAN 1, SMAN 3, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 7, SMA Labschool, MAS Babun Najah, dan MAN 2, lansung diminta membuat berita terkait sosialisasi tersebut, sebelum masuk ke materi selanjutnya. Hasil beritanya kemudiah diulik dua pemateri selanjutnya dan para peserta diberi pemahaman bagaimana karya jurnalistik sebenarnya yang sesuai kaedah ilmu jurnalistik dan literasi digital.

Akademisi dan Praktisi Media dan Komunikas Dosen UIN Ar-Ranirry dan USM sekaligus Presenter Aceh TV, Indah Rastika Sari, memberikan pemahaman mengenai literasi digital serta tips membuat konten media sosial sekolah.

Indah mengatakan di masa era teknologi, literasi digital merupakan keterampilan yang harus dimiliki agar para calon jurnalis muda nantinya bisa memanfaatkan teknologi informasi secara bijak dan bertanggung jawab.

“Jika dulu mulutmu adalah harimaumu, sekarang tidak lagi. Jempolmu harimau mau. Ini pentingnya kita bijak bermedia sosial. Apalagi, rekam jejak digital tidak pernah hilang,” katanya.

Dia juga mengajak para peserta kegiatan untuk menggunakan kecanggihan teknologi yang ada saat ini untuk membuat konten-konten yang positif serta dapat meningkatkan personal branding baik individu maupun komunitas.

Ia meyampaikan konten-konten tersebut selayaknya bisa mempengaruhi audiens, menggunakan bahasa kekinian, serta memuat unsur 5W+1H.

Praktisi Jurnalistik Azmi, Thursina, juga menambahkan bahwa proses menghasilkan konten itu membutuhkan latihan terus-menerus. Cara paling mudahnya adalah menuliskan apa saja yang terlintas di kepala.

“Tips menulis ala jurnalis gampang, karena tinggal menulis apa yang terlintas di kepala. Ada tujuah langkah utama, kalimatnya harus jernih dan komunikatif, jadi harus mudah, susunan kalimat tidak harus teratur, sesuai nalar dan logika,” tuturnya.

Ketua FJPI Aceh, Saniah LS, saat menutup kegiatan mengatakan, para peserta setelah mengikuti pelatihan ini bisa langsung mempraktekannya di media sekolahnya masing-masing. Ia juga berharap agar ilmu yang didapati juga dapat di bagikan ke teman-temannya yang lain.

“Pelatihan ini tidak hanya sampai di sini. Tetapi melalui grup WhatsApp yang kita buat, para peserta dapat mendikusikan apapun terkait karya jurnalistiknya. Kita juga akan berbagi pengalaman. Jadi mereka akan terus kita bina dan akan ada pelatihan lanjutan sesuai kebutuhan mereka,” pungkas Saniah.

Forum Jurnalis Perempuan Indonesia Provinsi Aceh telah memiliki satu sekolah binaan, SMAN 1 Banda Aceh, sebagai konsultan JP Magazine (majalah sekolah) dan diharapkan setelah pelatihan ini akan ada beberapa sekolah binaan lainnya.