Kota Banda Aceh dan sejumlah daerah lainnya di Aceh mengalami pemadaman listrik yang tidak menentu dalam beberapa hari terakhir.
Tak hanya sekali, Listrik nyala padam terjadi hingga berkali-kali dan terus mengalami pemadaman listrik bergilir setelahnya.
Dampaknya tidak hanya mengganggu aktivitas, pemutusan aliran Listrik yang terjadi secara mendadakan dan berulang ini dikhawatirkan berdampak terhadap fungsi peralatan elektronik.
Munira, Ibu Rumah Tangga (IRT) di Lamteumen menyebutkan jika ia merasakan imbas dari padam Listrik tersebut, “Iya, listrik di rumah seperti lampu disko, hidup mati – hidup mati, aktivitas terganggu, sekarang semua peralatan elektronik di rumah tidak hidup.”
Pemadaman listrik yang berulang mendapat terhatian dari Yayasan Advokasi Masyarakat Aceh (YARA), Direktur YARA Safaruddin dihubungi radio Antero dalam talkshow Selebrasi Pagi menyebutkan pemadaman listrik bisa saja berimbas pada adanya kerusakan elektronik yang dimiliki masyarakat dan menyarankan agar PLN membuka layanan pengaduan terkait hal ini.
“Kalau kita lihat di media sosial yang komplen alat rumah tangganya rusak satu dua, ini yang komplen, yang tidak komplen pasti lebih banyak lagi” kata Safaruddin.
Menurutnya kerugian yang ditimbulkan dapat mencapai miliaran rupiah dan harus PLN bertanggungjawab.
“Mungkin bervarisi ya, seperti membuka layanan pengaduan masyarakat selama mati lampu dan membayar kompensasi atas kerusakan, itu sangat fair” tambahnya.
Ditanya, apa yang dapat dilakukan masyarakat untuk menuntut ganti rugi dari PLN?
Ia mengatakan “Ada baiknya dibicarakan, akan seperti apa tanggungjawab PLN karena berbicara hak dan kewajiban ini kan sudah di atur, pelanggan telah membayar dan sudah tanggungjawab PLN mengalirkan listrik, merujuk pada pelanggaran publik dan pelindungan konsumen ada kompensasi yang diberikan karena ada kerugian bagi konsumen.”ujarnya.
Radio Antero juga telah mencoba menghubungi pihak Humas PLN Aceh untuk meminta keterangan terkait keluhan masyarakat namun tidak terhubung.
Sebelumnya, diberitakan pemadaman listrik bergilir akan berlangsung hingga 9 Juni mendatang.
Pihak PLN menyebutkan masalah ini disebabkan adanya gangguan pada jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Langsa – Idi dan berdampak pada trip jaringan transmisi SUTT 150 kV Langsa – Lhokseumawe dan Idi – Panton Labu.
Gangguan Tranmisi SUTT 150 kV ini juga dirasakan oleh provinsi lain di Sumatera karena seluruh pembangkit yang ada di sumatera yakni dari Lampung hingga Aceh saling terhubung jadi satu. Saat ini, pembangkit-pembangkit itu belum beroperasi optimal.