Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) berkerjasama dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh dalam upaya pelestarian berkelanjutan hutan Mangrove dengan pengembangan pemetaan berbasis digital.
Kerjasama ini merupakan salahsatu kesadaran untuk menangani dampak kerusakan dan perubahan iklim yang sedang terjadi. Penanda tanganan kesepakatan kerjasama Program Digitalisasi Konservasi Mangrove ini dilaksanakan pada Senin (22/4) di Gedung FMIPA USK sekaligus memperingati Hari Bumi.
Program berkelanjutan ini juga mendapat dukungan dari Global System for Mobile Communication Association (GSMA) dan Pemerinhtah Provisi Aceh.
Director and Chief Business Officer IOH, M Danny Buldansyah mengatakan, “isu perubahan Iklim menjadi perhatian global karena memberikan dampak yang signifikan di seluruh dunia, Digitalisasi Konservasi Mangrove diharapkan memberikan dampak positif terhadap lingkungan.”
Wakil Rektor BIdang Akademi USK Banda Aceh Prof Agussabti mengatakan “ini menjadi peluang bagi USK sendiri dalam menerapkan peran Tri Dharma Perguruan Tinggi dan akan menghadirkan penelitian-penelitian baru.”
Program Digitalisasi Konservasi Mangrove merupakan bentuk keseriusan Indosat terhadap pelestarian lingkungan dimulai dengan hutan Mangrove, “Indosat concern dengan kelestarian lingkungan” ujar Danny.
Menurutnya suatu bisnis dapat berjalan baik jika selaras dengan alam lingkungan yang yang sehat. Melalui Program Digitalisasi Konservasi Mangrove di Lampulo ini menjadi awal pelestarian lingkungan yang akan membawa perubahan bagi ketahanan lingkungan dan ekonomi masyarakat setempat.
Program ini nantinya akan memonitoring perkembangan mangrove dengan teknologi sensor dan kualitas air, di mana nantinya data tersebut dapat dimanfaatkan oleh peneliti Mangrove dan nelayan atau penambak untuk aktivitas bubidaya tambak mereka.