Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar mendatangi basecamp Aceh Bergerak yang berada di Lorong Kemiri, Gampong Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh. Jumat (10/03/2023).
Kehadiran pimpinan legislatif kota itu disambut hangat Pembina Yayasan Aceh Bergerak, Davi Abdullah, Ketua Yayasan Aceh Bergerak Multiplatform Ambia Dianda, Raja Umar dari Kompas TV, dan Eva Hazmaini dari penggiat film serta segenap animator dan fotografi muda.
Farid turut didampingi Kabag Humas dan Persidangan Sekretariat DPRK, Yusnardi dan Wirzaini Usman.
Kesempatan itu dimanfaatkan Farid untuk berdiskusi tentang peran pemuda dan perkembangan produksi film di Aceh.
Dalam sambutannya Farid Nyak Umar mengapresiasi para Sineas Muda Aceh yang banyak berkontribusi dalam dunia perfilman Aceh. Ia merasa sangat surprise bisa berhadir dan berdiskusi dengan para pengiat film, dimana komunitas ini terdiri dari anak muda kreatif dan berbakat dengan beragam talenta dalam menghasilkan karya seni sinema film kepada publik.
”Film tidak sekadar sarana hiburan, tapi juga sarana pendidikan, sarana dakwah dan dengan film kita bisa mempengaruhi pikiran publik, membuat imej dan melahirkan asumsi,” kata Farid Nyak Umar.
Menurut Farid sineas-sineas muda dewasa ini banyak memainkan peran melalui film-film pendek, film dokumenter, film layanan sosial, berkontribusi besar terhadap perubahan dan menuntun orang pada kemajuan. Film memiliki kekuatan yang dahsyat, tidak hanya secara audio dan visual saja,
Namun mampu membawa emosi dan perasaan penontonnya masuk ke dalam film tersebut, hal ini yang membuat film mampu memberi pesan dan kesan yang kuat bagi penontonnya. Karena itu Farid sangat antusias mensupport kreativitas dan skill sineas muda aceh untuk terus menelurkan karya-karyanya dalam bentuk film.
”Saya meyakini bahwa sineas muda bisa memainkan peran dan kontribusi yang lebih untuk membangun perubahan dan kemajuan kota ini melalui karya-karya perfilman yang jauh lebih diminati dan mudah diakses oleh semua kalangan,” tuturnya.
Ketua Yayasan Aceh Bergerak Multi Platform, Ambia Dianda menyampaikan awal mula kelahiran komunitas Aceh Bergerak ini pertengahan tahun 2018 baru kemudian pada tahun 2019 melahirkan badan hukum, gagasan ini muncul untuk menampung para sineas muda yang ada di Aceh.
”Sejauh ini banyak kegiatan yang telah dikerjakan Aceh Bergerak, termasuk memberikan pelatihan kepada sineas pemula secara gratis. Kami juga mendapatkan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, kita dibantu sarana pemutaran film,” ucap Ambia.
Sementara Davi Abdullah menuturkan selama ini pemerintah sangat sedikit memberikan ruang kepada kreator muda, karena itu Davi berharap pada Ketua DPRK Banda Aceh agar ke depan agar pemerintah memberikan ruang yang luas kepada komunitas pengiat film di Banda Aceh.
“Para sineas muda Aceh punya potensi yang luar biasa dengan beragam talenta, cuma selama ini jarang diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam event-event yang digelar oleh pemerintah. Kami berharap Ketua DPRK bisa membantu memfasilitasi,” pungkas Davi Abdullah.