Baitul Mal Aceh (BMA) menerima kunjungan Lembaga Zakat Selangor Malaysia. Kunjungan tersebut diterima langsung Ketua Badan BMA, Mohammad Haikal berserta para amil lainnya di ruang rapat BMA, Selasa (31/1/2023). Dari Lembaga Zakat Selangor Malaysia diwakili Eksekutif Dakwah dan Syariah, Ustaz Hamizul Abdul Hamid.
Dalam pertemuan tersebut, Ustaz Hamizul menceritakan, Lembaga Zakat Selangor memiliki kesamaan dengan BMA yaitu sama-sama pengelolaan dana zakat dan infak yang dikelola oleh pemerintah. Bedanya, di sana zakat menjadi faktor pengurang pajak, sementara di Aceh masih dalam proses melengkapi regulasi.
“Di Malaysia urusan agama termasuk zakat langsung diurus oleh negara. Selangor adalah negeri yang dinilai bagus di antara negeri lain. Kelebihan di sana zakat dapat mengurangi jumlah pajak,” ungkap Ustaz Hamizul.
Ia menjelaskan, setiap penghasilan pegawai akan dipotong pajak terlebih dahulu, nanti di akhir tahun akan dikembalikan apabila yang bersangkutan menunaikan zakat.
Ia juga mengakui, Selangor merupakan daerah yang paling banyak jumlah pendapatan zakat. Namun, jumlah masyarakat miskin juga banyak, tetapi angka kriminal lebih sedikit, sebab peran dana zakat dalam menekan angka krimininal cukup efektif.
“Masyarakat di sana tidak begitu ingin tahu berapa jumlah pengumpulan dana zakat dan infak, tapi lebih kepada ke mana zakat yang sudah dipotong langsung itu dibelanjakan oleh para amil,” imbuhnya.
Kemudian, yang menariknya dari penjelasan Ustaz Hamizul, Selangor menyalurkan zakat untuk senif riqab. Program untuk senif ini, diperuntukkan kepada mereka yang terlibat aliran sesat untuk dibina kembali, LGBT, dan beberapa kasus yang dianggap punya hubungan dengan perbudakan.
“Kita tidak memberikan bantuan langsung ke tangan mereka, tetapi melalui lembaga lain untuk dilakukan pembinaan. Kalau kita kasih langsung bukan menyelesaikan masalah, malah dianggap menambah masalah akibat orang yang terlibat aliran sesat kita kasih bantuan,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Ketua Badan BMA, Mohammad Haikal dalam pertemuan itu menjelaskan tugas pokok dan fungsi BMA. Badan amil resmi Pemerintah Aceh ini melalui dana zakat dan infak telah membantu dan memberdayakan masyarakat kurang mampu.
“Baitul Mal Aceh menyalurkan dana zakat sesuai keputusan dewan pertimbangan syariah. Program pemberdayaan zakat dan infak terdiri atas beberapa sektor, di antaranya sektor sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, pembinaan syariat, dan sektor-sektor lainnya yang dianggap layak dibantu,” jelasnya.
Mohammad Haikal menambahkan, setiap penerima bantuan BMA sudah melalui proses verifikasi terlebih dahulu oleh amil. Jika calon penerima dianggap layak menerima zakat, maka akan disalurkan melalui rekening bank masing-masing mustahik.
“Baitul Mal Aceh juga memili satu program respons cepat yang diberi nama BaGAH, akronim dari Baitul Mal Aksi Humanis. Program ini untuk merespons cepat setiap kondisi emergensi yang harus segera dibantu oleh Baitul Mal Aceh, seperti bencana alam dan kondisi lainnya.” tutup Mohammad Haikal.