Dona Destria (27), jeli melihat peluang. Berawal dari penjahit baju biasa, Dona menciptakan produk pakaian dan aksesori bermotif Kerawang Gayo yang modern dan disukai banyak orang.
Dona Destria memperhatikan satu per satu hasil bordiran bermotif khas Tanoh Gayo. Dia meraba benang yang disulam menggunakan mesin di atas kain hitam yang dipotong-potong sesuai pola sebelum dijadikan baju.
“Saya mempekerjakan beberapa orang. Tapi proses akhirnya tetap saya kontrol,” kata Dona Destria, pengusaha Kerawang Gayo, Minggu (4/12/2022).
Usaha ini dimulai Dona Destria sejak tahun 2015 lalu di kampung halamannya, Timang Gajah, Bener Meriah. Dia mempelajari teknik menjahit ini secara otodidak. Dona juga memantau perkembangan teknik pembuatan bordir di media sosial seperti Youtube dan Instagram.
Semakin dipelajari, Dona semakin kepincut untuk menekuni pembuatan Kerawang Gayo. Jika Kerawang Gayo dikenal dengan warna-warna yang mencolok seperti merah atau kuning, Dona mulai mencoba mengembangkan teknik pembuatan Kerawang Gayo dengan pilihan warna yang sederhana namun tetap memberikan kesan mewah.
Akhirnya, Dona mencoba memodifikasi produk untuk memenuhi selera pasar dengan membuat Kerawang Gayo melalui warna-warna yang lebih lembut. Hasilnya, cukup memuaskan. Disain Kerawang Gayo buatannya diminati banyak orang, mulai dari masyarakat biasa hingga pesohor.
“Banyak juga pejabat daerah yang memesan untuk dijadikan oleh-oleh saat berangkat ke Jakarta. Di Aceh, yang memesan juga banyak,” kata Dona.
Dona tidak sendiri. Dia menyeleksi sejumlah orang untuk dipekerjakan membuat motif Kerawang Gayo. Seiring meningkatnya jumlah pesanan, Dona pun mengajukan pembiayaan ke Bank Aceh.
Setelah mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan, akhirnya ia memperoleh pembiayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menegah) Bank Aceh. Modal ini digunakan Dona untuk membeli mesin bordir dan kebutuhan lain penunjang usaha tersebut.
Dengan bantuan modal ini, Dona berkesempatan untuk mengembangkan produknya. Tidak sekadar membuat baju perempuan, klien Dona pun merambah para pria yang berminat menggunakan baju Kerawang Gayo dengan motif kekinian. Ada juga beberapa produk perlengkapan pakaian lain.
Semuanya dengan ciri khas Kerawang Gayo.
Nasabah menjual produk kain baju motif Kerawang Gayo di dalam dan luar daerah. Untuk mendukung produksinya, Dona menambah areal produksi dan pamer. Dia juga menambah stok kain, benang, manik-manik, dan perlengkapan lain untuk memenuhi permintaan pelanggan.
“Saya menggandeng kawan-kawan perajin Kerawang Gayo lain untuk memenuhi permintaan. Kami berbagi rezeki,” ucap Dona.
Membuat Kerawang Gayo membutuhkan ketelitian yang tinggi. Karena itu, Dona tidak memaksakan produksi. Dengan bantuan lima pekerja, Dona dapat membuat 15 pakaian dengan motif yang sederhana. Sementara bordiran satu baju penuh, diperlukan waktu sekitar satu hari.
Setiap pekerja, kata Dona, harus memastikan pola pakaian tidak berubah ukuran. Biasanya, sebut dia, pakaian bermotif Kerawang Gayo cenderung mengerut karena tertarik benang bordir dan hal ini membuat pakaian tidak lagi proporsional dan indah.
“Ada beberapa pelanggan yang meminta saya langsung yang mengerjakan pakaian mereka. Tapi saya pastikan, setiap produk dibuat sebaik-baiknya. Saya sangat memperhatikan hal ini,” imbunya.
Dona memberikan apresiasi kepada Bank Aceh atas dukungan–baik dukungan modal maupun pembinaan–dalam pengembangan usaha yang dijalaninya.
Dia berharap, bisnis itu dapat terus berkembang sehingga memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarkat dan aktivitas perekonomian di daerahnya.
Bagi masyarakat yang ingin melihat karawang Dona dapat mengakaesnya di akun instagram @dona_fashionb_mer atau dapat menghubungi langsung di Nomor 082279495902