Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar menghadiri sekaligus membuka Musyawarah Daerah (Musda) III Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) kota Banda Aceh periode 2022-2027, di hotel Kryad, Sabtu (1/10/2022).
Dalam kesempatan itu Farid menyampaikan, momentum Musda tersebut perlu dimaknai dengan proses regenerasi sekaligus penyegaran terhadap kepengurusan PPNI untuk satu periode ke depan.
“Melalui Musda ini, PPNI harus mampu meningkatkan soliditasnya baik secara internal organisasi maupun di lapangan saat menjalankan profesinya sebagai perawat,” katanya.
Farid mengatakan, sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan yang dibentuk atas kesamaan profesi, pihaknya merasa bangga terhadap organisasi tersebut. Oleh karenanya, sesuai UU nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, hadirnya PPNI juga harus mampu meningkatkan mutu pelayanan, penghayatan dan pengamalan kode etik perawat serta mengembangkan ilmu dan teknologi.
“Sejatinya perawat ini merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di kota Banda Aceh, sebab mereka langsung berhubungan dengan masyarakat baik di rumah sakit maupun di puskesmas,” ujarnya.
Ketua DPD PKS Kota Banda Aceh ini juga menyampaikan, PPNI perlu terus bersinergi dengan Pemerintah Kota Banda Aceh agar keberadaan perawat bisa memberikan kontribusi terbaik untuk meningkatkan pelayanan di sektor kesehatan. Menurutnya, sinergi dan kolaborasi itu dibutuhkan juga untuk meningkatkan pencapaian daerah secara optimal, sehingga keselarasan program kerja PPNI dengan visi misi Pemko Banda Aceh bisa terwujud. Apalagi Banda Aceh baru saja bangkit dari pandemi Covid-19.
“Profesi perawat ini sangat dibutuhkan, terlebih di saat Covid-19 melanda Banda Aceh mereka berada di garda terdepan bersama nakes lainnya, ini adalah profesi yang sangat mulia karena menyangkut keselamatan nyawa manusia,” katanya.
Farid mengapresiasi dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada tenaga kesehatan khususnya para perawat dan dokter yang berjibaku mempertaruhkan nyawa berada di garda terdepan dalam menangani pandemi Covid-19, meski dengan keterbatasan APD dan ancaman dijauhi oleh warga.
Pada saat itu di awal-awal pandemi Covid-19, DPRK juga mengusulkan anggaran kepada pemerintah untuk memberikan insentif khusus kepada tenaga kesehatan sebagai bentuk terima kasih dan penghargaan terhadap pengorbanan yang telah mereka lakukan.
“Alhamdulillah DPRK bersama pemko baru saja mengesahkan Perubahan APBK Banda Aceh tahun 2022, dan sudah kita alokasikan dana insentif nakes baik untuk pembayaran tunggakan tahun 2021, maupun insentif untuk tahun 2022,” sebutnya.
Farid Nyak Umar berharap pemerintah kota dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kapasitas (capacity building) untuk meningkatkan kompetensi perawat serta kemampuannya dapat diupgrade di tengah perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat.
“Kompetensi perawat perlu terus ditingkatkan, sebab digitalisasi terus berkembang, dan ini harus dimanfaatkan oleh PPNI kota Banda Aceh dalam memudahkan pelayanan kepada warga kota,” katanya.
Di tengah perkembangan teknologi lanjut Farid, PPNI juga harus mampu melahirkan inovasi dalam dunia keperawatan. Terutama dalam mempermudah akses layanan kesehatan warga secara keseluruhan, dengan cara melaksanakan program yang langsung menyentuh masyarakat.
“Semoga Musda III PPNI kota Banda Aceh melahirkan pemimpin yang bisa meningkatkan eksistensi dan kontribusi PPNI bagi masyarakat kota Banda Aceh sesuai dengan temanya yakni PPNI bersama masyarakat menuju Banda Aceh sehat,” tutur Farid Nyak Umar.